Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Cerpen "Teenlit" Tidak Sulit, Apresiasi Karya Ayra Amirah

22 Februari 2022   07:35 Diperbarui: 22 Februari 2022   07:43 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, persahabatan Alya dengan Sarah rupanya tidak disukai mama Sarah. Alya mencoba tetap tenang menghadapi situasi tak ramah itu. Ia pun punya pertanyaan, mengapa mama Sarah bersikap demikian? 

Keunggulan cerpen ini

Cerpen ini mengangkat tema yang unik, yaitu persahabatan dengan seorang penderita penyakit kronis. Tema ini bisa sangat menyentuh perasaan. Penulis berhasil menyajikan situasi dramatis ini dengan baik. Antara lain, dengan lukisan derita fisik Sarah dan juga perasaan terpenjara akibat sakitnya itu. 

Cerpen ini juga sudah membangun konflik dengan baik secara bertahap. Adanya titik-titik asterik sebagai pembatas bagian kisah membuat kisah ini mudah dipahami berdasarkan pembabakannya. Taktik ini juga sering saya gunakan dalam cerpen saya. Umpama, dalam cerpen Annisa dan Bayang-Bayang Ibu Teresa.

Akhir cerita yang dipilih adalah sad ending. Pilihan ini memang wajar saja dipilih karena nyatanya kehidupan memang tidak selalu berakhir bahagia. 

Menurut saya, sebuah kisah dengan sad ending punya beban lebih ketimbang happy ending. Kisah dengan sad ending sepertinya perlu usaha ekstra penulisnya untuk tetap membuat pembacanya tidak terlalu kecewa. Misalnya, aspek inspirasi/hikmah karya dan nilai artistik karya perlu diperkuat. 

Satu hal yang istimewa dalam sejumlah kalimat Mbak Ayra Amirah adalah kepiawaiannya merangkai kalimat dengan rima. Coba perhatikan: 

- Sial, ternyata di sini tak ada sinyal.
- Apa boleh buat, ia tak bisa terus nekat.
Apakah Mbak Ayra sengaja atau "tidak sengaja" karena sudah terbiasa merangkai rima? Dua-duanya sama-sama bagus. 

Seorang yang terbiasa menganggit sastra biasanya otomatis memiliki ketajaman puitis dalam mengarang. Kosakatanya banyak dan teknik penyusunan kalimatnya pun semakin bervariasi. 

Saya ingat, salah satu buku favorit saya adalah Pengakuan Pariyem. Penulisnya Agustinus Linus Suryadi. Pengakuan Pariyem ini adalah prosa liris. Artinya, bahasanya berirama. Sangat indah. 

Mbak Ayra Almira menurut saya sudah membuktikan, menulis teenlit itu tidak sulit. Dengan pengetahuan dasar mengenai unsur-unsur cerpen dan keterampilan menganggit kalimat renyah bagi pembaca muda, kita bisa menulis teenlit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun