Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Apresiasi Cerpen Aki Hensa, Memetik Hikmah "Bedah Karya" Ini

20 Februari 2022   07:35 Diperbarui: 20 Februari 2022   07:36 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apresiasi cerpen Aki Hensa, memetik hikmah "bedah karya" - Photo by Nong V on Unsplash 

Yang kurang digali adalah pelukisan tokoh antagonis, yaitu Roby. Bagaimana pengkhianatan itu secara rinci terjadi? Mungkin lebih dahsyat ketika Roby ternyata meninggalkan Anin demi sahabat dekat Anin.

Ibarat lukisan, terang akan menjadi lebih terlihat ketika gelap pekat. Protagonis akan makin tampak ketika antagonis juga kuat. 

Ada satu nama tokoh yang sebenarnya kurang perlu dirinci karena akhirnya tidak banyak mempengaruhi kisah, yaitu Adzkia Samha Saufa. Selain itu, saya cenderung memilih nama tokoh yang singkat (satu kata) sehingga pembaca mudah mengingatnya. 

Dalam sebuah cerpen, lazimnya ada tahap eskalasi konflik, kemudian penyelesaian masalah secara bertahap atau singkat. 

Eskalasi atau perumitan masalah bisa diciptakan dengan kehadiran tokoh figuran yang membawa masalah baru atau suatu berita yang memuat konflik baru. 

Demikian pula, penyelesaian masalah bisa ditempuh dengan proses. Kemunculan tokoh baru atau berita baru bisa menjadi cara penulis untuk menyajikan proses penyelesaian masalah. Tahap-tahap ini belum begitu tampak dalam cerpen Aki Hensa yang satu ini. 

Sekadar ulasan singkat, unsur-unsur utama cerpen biasanya (tidak harus selalu ada dan demikian urutannya) adalah: 

  1. Perkenalan tokoh dan konteks cerita
  2. Permasalahan pokok 
  3. Perumitan masalah
  4. Usaha penyelesaian masalah
  5. Akhir kisah

Teknis penulisan

Dari sisi teknis penulisan, ada sejumlah hal yang perlu kita perhatikan: 

1. Penulisan huruf kecil setelah petikan langsung berakhiran tanda tanya dan seru. 

Contoh dalam cerpen Aki Hensa: "Anin, kamu bisa hadir nanti?" Kata Renata (...).
Contoh dalam cerpen Kompas, "Dua Wajah Ibu" (Guntur Alam): ”Dengan siapa Mak ke situ?” lontarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun