Bagaimana cara menulis artikel opini yang baik? Bagaimana kiat menyusun tulisan opini yang bermutu?Â
Jawaban atas pertanyaan ini bisa beragam. Akan tetapi, kiranya ada tiga cara sederhana tapi jitu untuk menambah mutu tulisan opini. Apa saja?Â
1. Membangun paragraf dengan kalimat utama dan penjelas yang tandas
Keterampilan utama seorang penulis opini adalah membangun paragraf dengan kalimat utama dan sejumlah kalimat penjelas yang tandas.Â
Umpama:Â
Kalimat induk: "Mutu sinetron Indonesia bisa ditingkatkan dengan meniru drama Korea."
Kalimat penjelas pertama:
"Saat ini sinetron Indonesia terpaku pada tema intrik keluarga atau tema religi yang sayangnya mengangkat keagamaan secara dangkal."
Kalimat penjelas kedua:
"Berbeda dengan drama Korea yang mengulas tema beragam seperti kehidupan dokter, pengacara, dan aneka profesi lainnya."
Nah, kalimat penjelas terakhir bisa diolah lagi jadi kalimat induk paragraf selanjutnya sehingga antara paragraf ada keterkaitan. Misal: "Seandainya sinetron Indonesia juga mengangkat kisah profesi tertentu, pemirsa akan memetik banyak hikmah."
2. Mendukung pernyataan dengan data dan pendapat ahli
Kita sangat biasa menulis dan mengatakan pernyataan atau pertanyaan. Biasanya kita mengandaikan pembaca mengamini pernyataan kita.Â
Pengandaian ini sebenarnya kurang tepat. Tidak semua pembaca dengan segera meyakini apa yang kita yakini jika kita tidak memberi bukti berupa data dan atau pendapat ahli.Â
Umpama, kita menyatakan, "Banyak pengguna TikTok saat ini di Indonesia." "Banyak" adalah sesuatu yang sulit diukur. "Saat ini" juga perlu diperjelas dan dibatasi.Â
Setelah kita menelusuri data, ternyata menurut Statista, ada 22,2 juta pengguna aktif bulanan TikTok di Indonesia pada 2020.Â
3. Menambah pengalaman dan persepsi pribadi kitaÂ
Sebuah artikel opini akan menjadi lebih bermutu dan menarik ketika kita sebagai penulis menceritakan pengalaman dan sudut pandang kita atas topik tersebut.Â
Umpama, topik "Menjadi Relawan" akan menjadi menarik kala kita mengisahkan pengalaman pribadi sebagai anggota Palang Merah Remaja.Â
Sebuah topik menjadi lebih asyik dibahas kala kita mengulik dari sudut pandang yang khas, berbeda dari yang biasa. Misalnya, tema Hubungan Toksik kita ulas dari sudut pandang laki-laki sebagai korban, bukan hanya pelaku.Â
Satu hal soal panjang paragraf
Apakah (mata) Anda merasa nyaman membaca artikel ini? Coba amati panjang paragraf yang saya tulis.Â
Panjang satu paragraf sebaiknya tidak lebih dari empat kalimat. Pada tulisan media daring, biasanya satu paragraf maksimal terdiri dari dua atau tiga kalimat.Â
Beranilah meringkas kalimat dan paragraf Anda. Jadikan dua paragraf jika terlalu panjang. Salam literasi. Tulisan ini semoga bermanfaat, terutama bagi penulis pemula. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H