Nah, kalimat penjelas terakhir bisa diolah lagi jadi kalimat induk paragraf selanjutnya sehingga antara paragraf ada keterkaitan. Misal: "Seandainya sinetron Indonesia juga mengangkat kisah profesi tertentu, pemirsa akan memetik banyak hikmah."
2. Mendukung pernyataan dengan data dan pendapat ahli
Kita sangat biasa menulis dan mengatakan pernyataan atau pertanyaan. Biasanya kita mengandaikan pembaca mengamini pernyataan kita.Â
Pengandaian ini sebenarnya kurang tepat. Tidak semua pembaca dengan segera meyakini apa yang kita yakini jika kita tidak memberi bukti berupa data dan atau pendapat ahli.Â
Umpama, kita menyatakan, "Banyak pengguna TikTok saat ini di Indonesia." "Banyak" adalah sesuatu yang sulit diukur. "Saat ini" juga perlu diperjelas dan dibatasi.Â
Setelah kita menelusuri data, ternyata menurut Statista, ada 22,2 juta pengguna aktif bulanan TikTok di Indonesia pada 2020.Â
3. Menambah pengalaman dan persepsi pribadi kitaÂ
Sebuah artikel opini akan menjadi lebih bermutu dan menarik ketika kita sebagai penulis menceritakan pengalaman dan sudut pandang kita atas topik tersebut.Â
Umpama, topik "Menjadi Relawan" akan menjadi menarik kala kita mengisahkan pengalaman pribadi sebagai anggota Palang Merah Remaja.Â
Sebuah topik menjadi lebih asyik dibahas kala kita mengulik dari sudut pandang yang khas, berbeda dari yang biasa. Misalnya, tema Hubungan Toksik kita ulas dari sudut pandang laki-laki sebagai korban, bukan hanya pelaku.Â