Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kontroversi Hasil Tes Covid, Benarkah Persebaya Digembosi?

7 Februari 2022   05:35 Diperbarui: 7 Februari 2022   05:41 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marselino Ferdinan bintang muda Persebaya dan Timnas Indonesia - kompas.com/Suci Rahayu

Ada satu peristiwa yang menghebohkan baru-baru ini. Sejumlah suporter Persebaya Surabaya mengungkapkan kekecewaan di media sosial atas terjadinya kontroversi hasil tes Covid-19 versi PT LIB, operator Liga 1.

Menurut PT LIB berdasarkan tes PCR, para pemain seperti Arif Satria, Bruno Moreira, Taisei Marukawa positif Covid-1 sehingga tidak bisa bermain melawan Persipura Jayapura pada pekan ke-24 Liga 1 2021/22. 

Masalahnya, informan dari sebuah rumah sakit di kawasan Jimbaran, Bali mengatakan bahwa sejumlah nama pemain Persebaya yang dinyatakan positif versi PT LIB (5/2) ternyata negatif ketika dilakukan tes oleh pihak Persebaya (6/2).

Menariknya, kedua tes itu dilakukan di rumah sakit yang sama.  Artinya, ada perbedaan hasil tes menurut rilis PT LIB dan Persebaya. Ini suatu kontroversi yang menarik untuk diusut tuntas.

Bagaimana mungkin dua tes Covid-19 di rumah sakit yang sama pada waktu yang relatif berdekatan bisa menghasilkan keterangan yang berbeda?

Persebaya sedang didera badai Covid-19 tertahan di posisi keempat

Sebelum terjadinya kontroversi ini, Persebaya Surabaya memang sudah mengalami kehilangan pemain akibat badai Covid-19. Jelang pertandingan melawan PSIS Semarang, tim Bajul Ijo kehilangan 12 pemain yang positif Covid-19.

Persebaya bahkan terpaksa turun bermain hanya dengan 15 pemain kala melawan PSIS. Pertandingan berakhir seri 0-0. 

Kali ini Persebaya yang belum pulih dari Covid-19 terpaksa harus menaati hasil tes versi PT LIB jelang laga melawan Persipura Jayapura. 

Persebaya pun takluk 0-2 dari Persipura. Persipura bertengger di posisi ke-15 klasemen sementara Liga 1. Sementara Persebaya tertahan di posisi keempat. Tertinggal enam poin dari Bhayangkara FC di posisi pertama. 

Kegundahan manajemen Persebaya

Jika kita ikuti pemberitaan terkini, kita akan mengetahui bahwa manajemen Persebaya sebelumnya telah mengeluhkan bentrokan jadwal timnas Indonesia dengan jadwal Liga 1.

Pertandingan FIFA A Match Day antara Indonesia dan Timor Leste memang diadakan di tengah bergulirnya Liga 1. Padahal, sejumlah penggawa Persebaya harus memperkuat timnas Garuda.

Marselino Ferdinan bintang muda Persebaya dan Timnas Indonesia - kompas.com/Suci Rahayu
Marselino Ferdinan bintang muda Persebaya dan Timnas Indonesia - kompas.com/Suci Rahayu

Ricky Kambuaya, Marselino Ferdinan, Rachmat Irianto, Rizki Ridho, dan Ernando Ari harus membela timnas ketika tim yang menggaji mereka berjuang merebut poin untuk mengejar ketertinggalan dari pesaing di papan atas Liga 1.

Sebenarnya keluhan klub juga harus diperhatikan PSSI dan operator Liga 1. Tidak adil bila klub lantas terlalu dirugikan dengan agenda timnas, yang sebenarnya juga tidak masuk kalender kegiatan FIFA.

Perlunya PSSI dan PT LIB membuka transparansi data

Persebaya secara materi pemain sangatlah mampu bersaing dengan klub-klub papan atas Liga 1 lainnya. Persebaya dan klub-klub lain harus mendapatkan keadilan dari PSSI dan PT LIB selaku operator Liga 1. 

Jangan sampat desas-desus bahwa Persebaya digembosi oleh oknum untuk kepentingan pihak tertentu semakin berkembang. Karena itu, PSSI dan PT LIB perlu secara terbuka membuka data terkait mekanisme rilis tes Covid-19 para pemain Persebaya dan klub lainnya. 

Jika ada perbedaan hasil tes, harus ada pihak ketiga yang netral untuk menguji keabsahan hasil tes. Pengumuman hasil tes Covid yang mendadak sebelum pertandingan juga perlu dievaluasi. 

Jika ingin sepak bola Indonesia maju, liga harus dikelola secara jujur dan profesional. Jangan sampai berlarut-larut adanya kesan bahwa Liga 1 pun "sudah diatur juaranya". 

Baca juga: Indonesia Perlu Belajar dari Malaysia dan artikel investigatif sederhana Kertas Sakti Jitu Tebak Liga 2.

Pada saat kritis seperti ini, sewajarnya petinggi PSSI memberikan klarifikasi agar semuanya terang benderang. Salam peduli prestasi Timnas Garuda dan sepak bola nasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun