Media sosial dihebohkan kabar burung tentang ketertarikan Lazio pada bek kanan timnas Indonesia Pratama Arhan.Â
Sebuah media Italia menurunkan laporan tentang ketertarikan Lazio pada Athan. Sayangnya, laporan ini hanya asal comot dari berita media Indonesia.Â
Padahal yang terjadi hanya bahwa seorang jurnalis bernama Jerry Mancini menyarankan Lazio merekrut Arhan. Lazio sendiri tidak tahu apa-apa.Â
Ada unsur keteledoran pemberitaan dalam gosip Arhan diincar Lazio. Akan tetapi, sebenarnya kejadian ini menyadarkan kita akan pentingnya para atlet profesional memiliki staf public relation untuk mempromosikan para atlet.Â
Penting pemain punya staf public relationÂ
Pratama Arhan kini menjadi bintang juga di media sosial. Jumlah pengikutnya di Instagram @pratamaarhan8 mencapai hampir 3 juta orang. Jumlah pengikut atau followers Arhan bahkan melebihi jumlah pengikut Lazio @official_sslazio yang hanya di bawah satu juta.Â
Para pemain sepakbola profesional sejatinya sangat perlu staf public relation untuk mendukung karier mereka. Jumlah penggemar yang banyak adalah aset berharga untuk atlet profesional.Â
Ada beberapa manfaat memiliki staf public relation:Â
1. Membantu penjenamaan diri atau self branding.Â
Apa sisi-sisi positif yang ingin ditampilkan oleh sang atlet pada fans, dunia olahraga, dan sponsor?Â
Apa kegiatan sosial, sejarah hidup, dan renjana atau passion sang atlet yang bisa menarik perhatian publik dan memperkuat citra positif nya?Â
2. Membantu meningkatkan pendapatan
Staf public relation akan membantu sang atlet untuk menarik perhatian calon klub baru, calon sponsor, dan media massa. Pada akhirnya akan membantu meningkatkan pendapatan sang atlet dalam jangka pendek dan panjang.Â
3. Membuat pemain fokus pada prestasi
Dengan memiliki staf public relation, pemain akan terbantu untuk fokus pada prestasi. Pemain tidak perlu repot-repot membuat unggahan sendiri. Ia cukup memberikan bahan pokok publikasi, yang akan diolah oleh staf public relation.Â
4. Menghindari risiko menyinggung publik dalam unggahan
Ada beberapa kejadian di mana atlet mengunggah sesuatu yang menyinggung perasaan masyarakat atau kelompok tertentu.Â
Nah, jika ada tim public relation, risiko menyinggung perasaan publik dalam unggahan media sosial bisa dikurangi, bahkan dihilangkan.Â
5. Membuka lapangan pekerjaan dan jejaring
Bayangkan saja jika semua atlet profesional memiliki staf public relation. Akan membuka lapangan pekerjaan untuk banyak orang, terutama lulusan ilmu komunikasi, pemasaran, digital creative, dsb.Â
Sang atlet juga akan memperluas jaringan sosial di luar lingkungan olahraga. Nanti ketika pensiun, jaringan ini akan sangat membantu.Â
Tidak sulit menemukan contoh pemain yang serius membangun penjenamaan dirinya. Lihat saja para atlet profesional terbaik dunia. Hampir semua memakai jasa manajemen dan tim public relation.Â
Di Indonesia pun, misalnya, ada Marc Klok yang tampak serius menampilkan dirinya di media sosial.Â
Jadi, para atlet profesional Indonesia, jangan ragu merekrut staf public relation. Bahkan, saya yakin, di antara sekian banyak fans Anda, ada banyak yang secara sukarela mau membantu! Tentu perlu diseleksi dan dibuat kontrak resmi.Â
Salam sukses selalu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H