Dedik Setiawan digantikan Saghara pada awal babak kedua. Pada Piala AFF lalu, Saghara bermain cukup baik. Gerakannya lumayan eksplosif.
Sayangnya, pada laga melawan Timor Leste, Hanis Saghara kurang menampilkan performa terbaiknya. Dalam beberapa kesempatan, Hanis membawa bola terlalu lama.
Shin Tae-yong bahkan tampak gusar ketika Hanis gagal mengirim umpan karena bola di kakinya direbut lawan.Â
Rapor Terens Puhiri
Terens Puhiri menggantikan Irfan Jaya pada menit ke-80. Minimnya waktu bermain membuat Terens sulit untuk dinilai secara memadai dalam rapor menurut kami.Â
Dilema STY memilih striker utama
Kurang meyakinkannya performa para striker timnas Indonesia selama ini membuat STY kesulitan memilih striker utama. Pada Piala AFF lalu, STY secara bergantian memasang Ezra Walian, Dedik, dan Hanis. Hanya Ezra yang mampu mencetak dua gol.
Untungnya ada Irfan Jaya si tajam yang mencetak tiga gol di AFF lalu. Juga para gelandang dan bek yang mampu mencetak gol.Â
Tanpa adanya striker-striker tajam, STY tampaknya akan tetap memakai skema striker tunggal. Artinya, para gelandang diharapkan mampu membobol gawang lawan.Â
Masalahnya, menghadapi lawan-lawan yang lebih tangguh, skema permainan tidak boleh terlalu mudah ditebak lawan. Skema striker tunggal harus juga sesekali diubah menjadi dwisula atau trisula.Â
Inilah yang sebenarnya perlu dilatihkan oleh STY pada para pemain kita. Mungkinkah sejumlah gelandang diplot sebagai striker (bayangan)? Irfan Jaya mungkin bisa, tetapi posturnya kurang ideal untuk bola atas sesuai skema umum permainan timnas di bawah STY.