Judi sepak bola di Eropa bahkan telah memakan korban nyawa sejumlah jurnalis yang lantang melawan mafia bola.Â
Mafia judi bola Asia
Jika Eropa yang demikian maju sistem pengawasan keuangannya saja bisa ditembus para mafia judi, apalagi benua-benua lain, termasuk Asia.Â
Mafia judi bola Korea Selatan
Kita mulai dengan skandal judi di Korea Selatan. Skandal judi di Negeri Gingseng ini mulai terkuak pada 2011. Jaksa Korea Selatan menuntut  menangkap dua calo dan menyelidiki 10 pemain, termasuk striker Sangju Sangmu Phoenix dan mantan anggota tim nasional Kim Dong-hyun.
Yang paling menyedihkan, judi bola Korea Selatan telah memakan korban jiwa tiga atlet sepak bola yang bunuh diri. Salah satunya Yoon Ki-Won dari Incheon United. Ki-Won bunuh diri karena ia terkait dengan tuduhan pengaturan pertandingan.
Mafia judi bola China
China adalah juga negara dengan skandal judi sepak bola. Nama paling tenar dalam mafia judi Tiongkok mungkin adalah Eric Mao, seorang agen FIFA.
Mao menggunakan jaringan internasionalnya untuk berinvestasi di klub-klub kecil di seluruh Uni Eropa. Mao menggunakan perusahaannya, yang sebelumnya bernama Anping Sports Agency. Mao dan kelompoknya beroperasi di Portugal, Irlandia, Rumania, Latvia, Republik Ceko, dan Spanyol.
Mao adalah otak jaringan pengaturan pertandingan. Strategi Mao adalah membeli klub yang bermasalah atau bangkrut dan, setelah melakukan investasi kecil, merekrut pemain dan stafnya sendiri yang bisa "diatur".
Sejauh ini, investasi oleh Anping atau perusahaan terkaitnya telah dikaitkan dengan skandal pengaturan pertandingan di Rumania (Academia Clinceni) dan di Irlandia (Athlone Town FC).