Sepakbola adalah drama. Sepakbola juga bukan matematika. Tim yang bermain lebih baik tidak selalu menang. Ini terjadi dalam laga semifinal pertama Singapura melawan Indonesia.
Indonesia kurang diuntungkan oleh mepetnya waktu istirahat jelang laga semifinal melawan tuan rumah Singapura ini. Entah kebetulan atau sudah dirancang demikian, Singapura yang menghuni grup A sudah menuntaskan laga pamungkas sehari sebelum Indonesia di grup B.
Akan tetapi, momen kontroversial terjadi ketika seharusnya Indonesia mendapat penalti dari wasit Hee Gon Kim pada menit ke-76. Ricky Kambuaya yang sedang menggiring bola di dalam area penalti SIngapura dilanggar keras oleh pemain lawan.
Dari tayangan ulang dan juga menurut dua komentator pertandingan, Indonesia seharusnya mendapat kesempatan penalti karena pelanggaran terjadi di dalam kotak penalti lawan.
Akan tetapi, wasit Hee Gon Kim hanya memberikan tendangan bebas sedikit di luar kotak penalti. Protes Pratama Arhan pada wasit tidak mengubah keputusan sang pengadil asal Korea Selatan itu.
Kaki Ricky Kambuaya sudah memasuki kotak penalti Singapura ketika dia dilanggar pemain lawan.
Wasit Hee Gon Kim juga tidak cermat kala gagal menghukum terjangan pemain Singapura terhadap Witan Sulaiman. Untungnya Witan tidak cedera parah akibat aksi terjangan yang pantas diganjar kartu kuning itu.
Celakanya, Piala AFF 2020 ini tidak menerapkan teknologi VAR untuk membantu wasit yang memimpin pertandingan. Akhirnya para pengadil pun kesulitan memeriksa akurasi keputusan mereka.
Kinerja wasit di Piala AFF ini pun tidak sepenuhnya memuaskan. Rekan kompasianer Arnold Adoe telah mengulas lengkap kinerja salah satu wasit dalam artikel bertajuk Ammar Ebrahim dan Dion Cools (sila klik).
Hee Gon Kim ternyata wasit kontroversial
Saya mencoba mencari informasi mengenai rekam jejak wasit Hee Gon Kim asal Korea Selatan ini. Ternyata, Hee Gon Kim pernah diminta Asosiasi Sepakbola Cina untuk menjadi satu dari dua wasit asing di Liga Super Cina pada 2020.
Asosiasi Sepak Bola China mengundang dua wasit Korea Selatan, Ko Hyung Jin dan Kim Hee Gon, untuk mengawasi beberapa pertandingan penting selama fase kedua liga, termasuk pertandingan antara Beijing Guoan dan Shandong Luneng.
Namun, usaha Asosiasi Sepakbola Cina sepertinya gagal. Kontroversi signifikan terjadi ketika gol kedua Luneng dianulir wasit Hee Gon Kim, yang membuat Guoan menyingkirkan Luneng dengan agregat 4-3.
Hasil tersebut membuat fans Luneng kesal dan banyak pemain yang mengungkapkan kemarahannya kepada wasit Hee Gon Kim di media sosial. Hao Junmin, kapten Luneng, memposting: "Tidak ada prinsip, tidak ada keadilan, tidak ada kemampuan, tidak ada keuntungan" di akun Weibo-nya.
Roger Guedes, pemain Brasil yang membela Luneng, mengatakan "Ini bukan sepak bola" di story Instagram-nya. Pemain Brasil lainnya, Moises Lima Magalhaes, juga menulis, “Ini memalukan!” dalam bahasa Portugis di Instagram-nya.
Selain atlet, penggemar yang kesal membanjiri platform bertema sepak bola yang berbeda untuk meninggalkan komentar bahwa "keputusan (wasit yang) buruk telah, sedang, dan akan terus menghancurkan sepak bola Cina."
Silakan lihat kejadian kontroversial itu di menit ke-68 laga Beijing Gouan vs Shandong Luneng ini (time stamp 1.12.15 dst)
Sebenarnya wasit Hee Gon Kim sudah pernah memimpin dengan baik laga yang melibatkan Indonesia, yakni saat Indonesia menang 5-1 melawan Laos. Entah mengapa, kali ini dalam laga melawan tuan rumah Singapura, Hee Gon Kim tidak menunjukkan kualitasnya sebagai wasit internasional FIFA.
Tanyakan saja pada rumput Stadion Nasional Singapura yang bergoyang.
Sumber: 1
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI