Mungkin karena itu, kontroversi ucapan selamat Natal menjadi "tidak bikin pusing" di tengah keluarga besar kami yang bhinneka.
Meski tidak semua anggota keluarga besar secara verbal mengucapkan selamat Natal, kami sudah, sedang, dan akan mengucapkan selamat perayaan keagamaan dalam tindakan persaudaraan nyata.Â
Sapaan, senyuman, dan sajian sedap dari kerabat berbeda keyakinan di hari-hari keagamaan dan hari-hari biasa adalah ungkapan kasih tersirat yang bagi saya jauh lebih berkesan dari ungkapan selamat hari keagamaan tersurat.
Jadi, sepiring soto dan segelas teh hangat -yang disiapkan kerabat berbeda keyakinan- bagi saya sudah lebih dari cukup untuk merayakan hari Natal dalam persaudaraan erat.Â
Salam persaudaraan. Mari rayakan keberagaman dengan gembira sebagai bangsa, juga jelang Natal dan Tahun Baru ini.Â
Akhirulkalam, saran(ghae) dan keripik silahkan disampaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H