Saya menduga, STY akan menerapkan pola modifikasi dari 5-4-1 ini kala Indonesia berupaya meredam kecepatan serangan Malaysia, terutama dari kedua sayap Malaysia yang "hidup". Serangan dari sayap kiri Malaysia tampaknya akan secara khusus diwaspadai STY.
Para pemain Indonesia sudah menerapkan double-cover defence di kedua sisi sayap dengan baik kala menahan imbang Vietnam yang mengandalkan serangan double-cover sayap. Ini membuat Vietnam frustrasi dan mengandalkan tendangan spekulasi dari luar kotak penalti.Â
Ketika ada kesempatan untuk menyerang, Indonesia bisa mengekspoitasi sayap kiri dan kanan Malaysia, yang ironinya juga menjadi titik lemah Malaysia. Terbukti, dua dari tiga gol Vietnam diawali dengan pergerakan cepat di kedua sisi sayap Malaysia.Â
Indonesia punya kecepatan dalam diri Witan, Asnawi, Irfan Jaya, dan Rumakiek yang biasa beroperasi di sayap. Siapa pun para penyerang yang dipasang Indonesia perlu mengoptimalkan peluang untuk mencuri gol lebih dulu melawan Malaysia.Â
Saya perkirakan, dalam fase penyerangan, Indonesia akan lebih berani menempatkan pemain depan dan gelandang serang alih-alih kaku memasang lima pemain bertahan. Dua bek sayap akan diberi "lampu hijau" untuk maju. Formasi 5-4-1 bisa jadi 3-5-2 atau 4-1-4-1 ketika menyerang.
Pelatih Malaysia Tan Cheng Hoe dalam jumpa pers mengaku kebingungan mau memakai taktik apa karena tidak tahu apakah STY akan pilih bertahan total atau menyerang. Â Nah, taktik bunglon adaptif tampaknya akan cocok diterapkan STY melawan formasi 4-1-4-1 ala Rangnick yang biasa diperagakan Malaysia.
Salam sportif.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H