Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hasil Indonesia vs Laos, Dugaan Pengaturan Skor dan Sejarah Match Fixing Asia Tenggara

13 Desember 2021   05:27 Diperbarui: 13 Desember 2021   06:19 8317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama-tama, baca baik-baik judul dan keseluruhan artikel ini agar tidak salah tangkap. Judul artikel adalah "DUGAAN Pengaturan Skor". Artinya bukan sebuah kepastian. Justru dugaan itu perlu diselidiki oleh AFC dan FIFA jika dipandang layak ditelusuri. 

Artikel ini ditulis dengan memperhatikan, tim mana pun berhak menegaskan praduga tidak bersalah sebelum ada pembuktian lebih lanjut. 

Kemenangan 5-1 Timnas Indonesia atas Laos patut kita apresiasi. Timnas Indonesia bermain sangat serius. Tidak ada keraguan. Indonesia bersih. 

Yang menjadi sorotan adalah adanya dugaan pengaturan skor dalam partai Indonesia vs Laos ini. Dugaan itu dilontarkan antara lain oleh pengguna Twitter dengan akun BobbyBrown @RabonaMike. 

Tangyar dokpri @RabonaMike
Tangyar dokpri @RabonaMike

Si pencuit rupanya sudah lama menjadi pengamat dan penikmat sepakbola Asia Tenggara. Cuitan Oktober 2019 yang dia pajang (pinned tweet) menegaskan hal ini: "Asean football remains ****."

Pengamatan saya: ada yang ganjil

Saya menonton pertandingan Indonesia vs Laos dan saya mengamati memang setidaknya ada satu peristiwa ganjil. 

Saya sebut sebagai peristiwa ganjil karena memang di luar kebiasaan dalam dunia sepakbola profesional, apalagi dalam laga turnamen sepenting AFF Cup 2020. 

Pelatih Laos melakukan pergantian kiper pada awal babak kedua. Solasak Thilavong menggantikan Keo-Oudone Souvannasangso.

Kiper Keo-Oudone Souvannasangso diganti meskipun dia tampil lumayan bagus di babak pertama. Buktinya, Souvanna "hanya" kebobolan dua gol di babak pertama. Satu penalti istimewa Asnawi. Satu lagi gol Irfan Jaya. 

Biasanya pergantian kiper dilakukan jika situasi sangat mendesak, yakni saat cedera. Menariknya, kiper kedua Laos sempat "kesakitan". Komentator laga mengatakan, ini masalah besar karena Laos bisa terpaksa memainkan kiper ketiga mereka. 

Nah, mengapa memaksakan kiper pengganti (no. punggung 1) masuk padahal kiper pertama masih sehat? Aneh. Apakah demi pemerataan menit bermain? Mungkin saja, tetapi tetap aneh. 

Apalagi kiper kedua yang dimasukkan justru kebobolan tiga gol pemain Indonesia di babak kedua. Jadi secara jumlah gol, kiper pertama lebih baik (hanya kebobolan dua, satu dari penalti yang sulit diselamatkan).

Coba lihat gol kelima Indonesia yang dicetak dengan baik oleh bintang andalan Garuda, Evan Dimas. Kiper Laos sempat maju beberapa langkah, sebelum dia "berhenti". 

Posisi semua bek Laos
Posisi semua bek Laos "jauh" dari Evan (kanan, no 6) sebelum gol kelima - tangyar dokpri Youtube AFF Cup

Sebelum itu, para pemain belakang Laos tampak tidak menutup pergerakan Evan Dimas yang memang gesit.

Tiada pemain lawan yang
Tiada pemain lawan yang "berminat" menjaga Evan dari dekat (kanan bawah)- dokpri

Pergantian ganjil pada laga Laos vs Malaysia

Jika kita amati, bukan kali ini saja Laos melakukan pergantian pemain yang terbilang ganjil. Tanpa ada cedera serius, pada laga melawan Malaysia, pada awal babak kedua, pelatih Laos melakukan tiga pergantian pemain serempak:

  • Chony Wenpaserth (striker, no 22) menggantikan Souk Aphone Vongchiengkham (pemain tengah)
  • Aphixay Thanakhanty (bek, no 24) menggantikan Anantaza Siphongphan (bek)
  • Kaharn Phetsivilay (pemain tengah, no 4) menggantikan Manolom Phetphakdy (tengah)

Mungkin saja ini pergantian taktikal dengan memasukkan pemain yang lebih segar. Hanya saja, terlalu cepat dan tidak mendesak karena toh Laos "hanya" kebobolan dua gol di babak pertama. 

Dua gol beruntun Malaysia jelang akhir laga

Yang paling menarik adalah terciptanya dua gol Malaysia jelang akhir laga, yakni pada menit ke-78 dan ke-80. Selang waktu hanya dua menit. 

Mungkin saja para pemain Laos sudah kelelahan, akan tetapi menjadi aneh ketika kita melihat, ada pergerakan di bursa judi yang dipantau warga Twitter.

Mengutip akun Twitter @MedioClubID, Timnas Malaysia unggul 2-0 hingga menit ke -77. Para petaruh yang memasang skor akan tetap 2-0 untuk Malaysia diperkirakan berjumlah cukup besar (bandar judi akan kalah). 

Nah, dengan Laos kebobolan dua gol lagi, bandar yang menang. Di sebuah situs judi, pertaruhan sudah ditutup pada menit ke-74. Artinya, jika ada gol setelah menit ke-74, petaruh yang memasang skor tetap 2-0 akan kalah oleh bandar. 

Memori laga Laos vs Malaysia 12-11-2018

Masih dari akun Twitter @MedioClubID, ada keganjilan pada laga Laos vs Malaysia pada 12 November 2018. Kala itu hingga menit ke-85, skor imbang 1-1.

Anehnya, Malaysia berhasil mencetak gol dengan mudah pada menit ke-86 dan 90 sehingga skor 3-1 untuk Malaysia. 

Umpan terobosan dari pemain Malaysia yang tidak dijaga dijemput pemain Malaysia lain yang
Umpan terobosan dari pemain Malaysia yang tidak dijaga dijemput pemain Malaysia lain yang "jauh" dari kawalan Laos - dokpri

Jika banyak petaruh meyakini skor akan tetap imbang 1-1 karena waktu pertandingan tinggal 5 menit lagi, bandar waktu itu akan menang besar. Artinya, dua gol ke gawang Laos di lima menit akhir pertandingan membuyarkan taruhan penjudi. 

Pengaturan pertandingan bukan hal baru

Pengaturan pertandingan atau match fixing bukan hal baru di dunia sepak bola, juga di ASEAN atau Asia Tenggara. Pada 1994 Singapura menjadi negara pertama yang menghukum wasit FIFA, T Rajamanickam yang mengatur pertandingan. Dia dihukum sembilan bulan penjara.

Pada 1995, Abbas Saad and Michal Vana dihukum karena ikut mengatur hasil pertandingan Malaysian Premier League. Abbas didenda. Vana kabur dari Singapura dan menjadi buronan di Ceko. Pada tahun itu juga, Wilson Raj Perumal dipenjara di Singapura setahun karena menyuap 2,400 dolar Singapura agar seorang kapten tim mengatur timnya kalah. Pada 1997 Rajendran Kurusamy dihukum 27 bulan karena mencoba menyuap tiga pemain S-League. 

Channel NewsAsia melaporkan bahwa Rajendran Kurusamy, pada 2015 dilaporkan didakwa telah memberi sogokan € 9.865 Euro kepada Orlando Marques Henriques Mendes, Direktur Teknis Federasi Sepak Bola Timor Leste, agar Timor Leste mengalah dalam pertandingan melawan Malaysia.

Kita juga perlu menyinggung pengaturan skor di Indonesia. Ah, tentang ini silakan baca di Kompas. Baca juga ulasan Kompas tentang dugaan match fixing pada laga Malaysia vs Laos di sini.

Salam sportif. Maju terus Timnas Indonesia! Terimalah suap...an kasih sayang dan dukungan tulus rakyat Indonesia! 

Sumber: 1 dan 2. Silakan baca utas di akun Twitter @RabonaMike. 

Silakan tanggapi dengan artikel balasan/sanggahan.  Salam hormat untuk semua pemain dan staf tim-tim di AFF 2020. 

Tidak semua anggota tim adalah apel busuk, tapi satu apel busuk bisa merusak satu tim. Jika ingin selidiki match fixing, follow the money (ikuti aliran dana). Sesederhana itu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun