Pengaturan pertandingan atau match fixing bukan hal baru di dunia sepak bola, juga di ASEAN atau Asia Tenggara. Pada 1994 Singapura menjadi negara pertama yang menghukum wasit FIFA, T Rajamanickam yang mengatur pertandingan. Dia dihukum sembilan bulan penjara.
Pada 1995, Abbas Saad and Michal Vana dihukum karena ikut mengatur hasil pertandingan Malaysian Premier League. Abbas didenda. Vana kabur dari Singapura dan menjadi buronan di Ceko. Pada tahun itu juga, Wilson Raj Perumal dipenjara di Singapura setahun karena menyuap 2,400 dolar Singapura agar seorang kapten tim mengatur timnya kalah. Pada 1997 Rajendran Kurusamy dihukum 27 bulan karena mencoba menyuap tiga pemain S-League.Â
Channel NewsAsia melaporkan bahwa Rajendran Kurusamy, pada 2015 dilaporkan didakwa telah memberi sogokan € 9.865 Euro kepada Orlando Marques Henriques Mendes, Direktur Teknis Federasi Sepak Bola Timor Leste, agar Timor Leste mengalah dalam pertandingan melawan Malaysia.
Kita juga perlu menyinggung pengaturan skor di Indonesia. Ah, tentang ini silakan baca di Kompas. Baca juga ulasan Kompas tentang dugaan match fixing pada laga Malaysia vs Laos di sini.
Salam sportif. Maju terus Timnas Indonesia! Terimalah suap...an kasih sayang dan dukungan tulus rakyat Indonesia!Â
Sumber: 1 dan 2. Silakan baca utas di akun Twitter @RabonaMike.Â
Silakan tanggapi dengan artikel balasan/sanggahan. Â Salam hormat untuk semua pemain dan staf tim-tim di AFF 2020.Â
Tidak semua anggota tim adalah apel busuk, tapi satu apel busuk bisa merusak satu tim. Jika ingin selidiki match fixing, follow the money (ikuti aliran dana). Sesederhana itu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H