Tiga titik kelemahan Liga Inggris
Saya menilai, ada tiga titik kelemahan Liga Inggris yang menyebabkan Spurs terdampak Covid-19 secara signifikan. Tiga faktor ini juga membuat tim-tim Liga Inggris rentan terdampak Covid-19.
Pertama, tim-tim tidak lagi menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Dulu tim-tim sangat berhati-hati menjaga staf dan pemain. Leicester City, misalnya, tidak merayakan gol dengan berpelukan. Saat ini jaga jarak sering diabaikan.Â
Yang paling mengkhawatirkan, menurut sebuah sumber, hanya tujuh dari 20 klub Liga Premier memiliki lebih dari setengah dari anggota tim mereka sepenuhnya divaksinasi. Kalangan pemerhati kesehatan publik telah mengkritik pengabaian tim-tim Liga Utama Inggris ini.
Kedua, tidak diterapkannya sistem gelembung
Liga Inggris tidak menerapkan sistem gelembung (bubble) untuk melindungi para pemain dan staf tim-timnya. Para pemain dan staf bisa berkumpul bersama keluarga mereka. Ini rentan sekali.Â
Ketiga, hadirnya penonton langsung di stadion
Liga Inggris saat ini tidak lagi menerapkan pembatasan penonton yang hadir di stadion. Benar bahwa sejumlah klub mewajibkan penonton memiliki "green pass" atau kartu vaksinasi, namun itu tidak menjamin bahwa tidak akan ada pembawa Covid-19 di antara penonton.Â
Kelemahan penerapan kontrol berdasarkan hanya kartu vaksinasi adalah bahwa pemegangnya merasa aman semu. Padahal, menerima vaksinasi hanya satu faktor perlindungan dari Covid-19. Menjaga jarak, memastikan kebersihan diri, dan mengenakan masker secara benar juga perlu diperhatikan.
Cobalah tonton pertandingan Liga Inggris untuk melihat sendiri betapa hal-hal fundamental itu diabaikan. Ironinya, justru dalam konteks olah raga yang berfungsi memajukan kesehatan!