Jika ada tim yang bikin bahagia penggemarnya dan juga penggemar lawannya, tim itu adalah tim hebat.Â
Adagium ini berlaku untuk Chelsea. The Blues ngamuk, Juventus pun tunduk. Penonton tidak bisa ngantuk.Â
Betapa tidak, empat gol bersarang ke gawang Juventus. Tanpa balas. Seperti cinta yang bertepuk sebelah tangan.Â
Racikan Tuchel sangat gurih. Soto Pak Karso pun kalah. Kombinasi pemosisian pemain dan kecepatan aliran bola jadi senjata utama Chelsea ala Tuchel.Â
Empat gol ciamik digelontorkan para pemain Chelsea ke gawang Si Nyonya Tua alias La Vecchia Signora asal Turin.Â
Gol pertama adalah kreasi sepak pojok yang dituntaskan Chalobah dengan tendangan keras pads menit ke-25.Â
Gol kedua pada menit ke-56 dihujamkan Reece James setelah mengontrol bola umpan dari sisi kiri.Â
Dua menit berselang, Hudson-Odoi menceploskan bola setelah para pemain Chelsea meliuk-liuk di depan gawang Juventus yang tampil loyo.Â
Gol pelengkap derita Juventus diciptakan oleh Timo Werner pada perpanjangan waktu babak kedua.Â
Massimo Allegri tak berseri. Ia tahu, timnya kalah segalanya. Bintang-bintang muda Juventus tak berdaya menghentikan kelancaran transisi bertahan dan menyerang ala Chelsea.Â
Chelsea di bawah Tuchel memang tim yang merata dan bermain dengan hati. Setelah laga, Tuchel menyapa hangat para penggawa The Blues. Suatu ikatan hati yang tulus antara pelatih dan anak buahnya.Â
Berkat kemenangan ini, Chelsea mengkudeta Juventus di klasemen sementara grup H Liga Champions Eropa. Unggul selisih gol.Â
Jujur saja, Juventus sungguh tak bertaji di Stamford Bridge. Tiada pertahanan gerendel. Tiada skema penyerangan yang jitu. Morata, seperti biasa, bermain di bawah ekspektasi.Â
Saya tidak yakin, dengan permainan seperti itu, apakah Juventus mampu melangkah jauh di Liga Champions Eropa musim ini.
Selamat, Chelsea. Dari penggemar MU.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H