Menulis adalah mengabadikan gagasan. Demikian yang sering kita baca dan dengar.Â
Menulis untuk publik adalah suatu kegembiraan yang berisiko. Gembira karena tulisan kita dibaca banyak orang. Cemas karena apa yang kita tulis juga punya risiko untuk diri kita dan pembaca.Â
Di era komputerisasi digital, tulisan kita sungguh abadi dalam rupa jejak digital. Karena itu kita sebagai penulis perlu bersikap baik dan berperilaku mulia, juga dalam komentar singkat di media massa dan sosial.Â
Saat ini pembaca dengan mudah membuat tangkapan layar tulisan, termasuk komentar kita. Jejak digital itu kejam. Apa yang coba kita hapus ternyata tidak bisa hilang dalam sesaat.Â
Menjadi runyam kala jejak digital kita ternyata buruk dan dijadikan patokan oleh calon majikan dan bahkan calon pasangan hidup.Â
Sebelum kiamat jejak digital itu mendekat, mari kita terapkan tiga sikap mulia sebagai penulis:
Pertama, perlakukan penulis dan pembaca seperti Anda ingin memperlakukan diri sendiri.
Ini adalah Hukum Emas yang universal dan berterima di hati semua insan.Â
Jika tak ingin menyakiti diri, jangan menyakiti orang lain dengan tulisan dan komentar kita. Sesederhana itu.Â
Kedua, pembaca berhak mendapatkan kebenaran dan manfaat dari tulisan kita