Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah Nyata Upaya dan Harapan Mendirikan Taman Baca di Pelosok Indonesia

7 September 2021   16:23 Diperbarui: 7 September 2021   16:53 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya beruntung dibesarkan di tengah keluarga pencinta budaya membaca dan menulis. Ketika saya masih bocah, mama kadang mengajak saya berkunjung ke perpustakaan daerah. 

Kami juga berlangganan koran dan majalah meski penghasilan tidak besar. Intinya adalah menanamkan kecintaan pada literasi sejak dini. Sayangnya, tradisi literasi sedari dini semacam ini belum memasyarakat.

Keprihatinan mengenai literasi dan akses bacaan di RI

Kita prihatin kala menyadari fakta tingkat literasi dan akses masyarakat terhadap bacaan yang masih terbilang rendah. Yang paling banyak dibincangkan adalah hasil survei UNESCO (2011) yang menyebutkan, dari seribu orang Indonesia, hanya ada satu yang rajin membaca. 

Kepala Perpustakaan Nasional dalam sebuah seminar daring menyebutkan, jumlah buku koleksi semua perpustakaan umum di Indonesia sebanyak kurang lebih 25 juta. Jumlah 25 juta buku ini ditujukan untuk 270 juta warga Indonesia. Artinya, satu buku perpustakaan di negeri kita ditunggu antrean 90 orang. 

Menyadari keprihatinan ini, kita tidak bisa tinggal diam. Kita perlu berjejaring dan berkolaborasi untuk memajukan literasi, juga di tengah pandemi yang masih berlangsung. 

Harapan saat Merdeka dari Pandemi

Pandemi yang masih berlangsung ibarat mendung gelap. Akan tetapi, kita percaya bahwa mendung itu akan berlalu. 

Kita tetap perlu berharap dan giat mewujudkan harapan untuk segera merdeka dari pandemi ini. Salah satu cara untuk tetap semangat dan berharap di tengah pandemi adalah dengan giat memajukan literasi. 

Saya terinspirasi ingin mendirikan banyak taman baca dan pojok baca setelah melihat sendiri betapa mudahnya menemukan pojok baca di Bonn, Jerman. 

Beberapa tahun silam, saya mendapat kesempatan untuk belajar bahasa Jerman di Bonn. Saya sangat terkesan melihat “Offener Bücherschrank” atau lemari buku publik. Pojok baca itu berada di kawasan Universitäts und Landesbibliothek Bonn. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun