Ada pula media-media abal-abal yang hobi mengunggah ulang secara otomatis artikel Kompasiana tanpa izin penulis sebagai pemilik konten. Kompasiana berjanji akan melakukan upaya pencegahan agar hal ini tidak terjadi. Semoga demikian.
Saya tahu rasanya mengecewakan dan dikecewakan dalam dunia tulis-menulis.Â
Penulis dan kejujuran hati pada pembacanya
Kejujuran penulis pada pembacanya mencakup aneka bidang: pencantuman sumber tulisan, pencantuman inspirasi penulisan, dan perlindungan hak ekonomi dan hak cipta penulis lain.
Pertama, mengenai pencantuman sumber penulisan, ada dua ekstrem:
Ekstrem pertama: tidak (atau malas) mencantumkan sumber penulisan sehingga seolah-olah tulisan itu karya asli kita.Â
Ekstrem kedua: mencantumkan sumber secara berlebihan sehingga tampak keren, padahal sumber-sumber rujukan tidak nyambung dengan artikel kita.Â
Jatuh ke dalam (satu dari) dua ekstrem itu adalah wujud ketidakjujuran kita sebagai penulis pada pembaca tulisan kita.Â
Kedua, mengenai inspirasi penulisan, kita tentu ingat kontroversi kala tulisan-tulisan tertentu disinyalir terinspirasi secara kuat oleh karya orang lain, tanpa memberi pengakuan pada sumber inspirasi.Â
Umpama, sebuah cerita pendek karya NN ternyata adalah saduran saja dari cerpen karya ZZ (dalam bahasa asing). Si NN sengaja tidak mencantumkan keterangan bahwa cerpennya adalah saduran.Â
Lain halnya ketika kita tidak sengaja menulis karya yang mirip dengan karya orang lain, tanpa kita merencanakannya. Juga ketika kita telah berusaha mencari informasi mengenai sumber inspirasi penulisan, namun tak berhasil.