-zz..zz...zz-
Ah sudahlah, humor babe-babe cuma begitu doang. Itu sih menurut Gen-Z. Menurut istri-istri mereka, lucu juga kok humor bapak-bapak. Iya, nggak dong? Kalau bisa ngasih kenapa nodong?
Kembali ke laptop. Belakangan ini sebagian politikus Hahaland membuat joke yang garing bingitz. Mereka ramai-ramai pesan baliho jumbo.Â
Pesannya pun sangat menghibur, setidaknya menurut  yang memesan. Umpama: "Jangan memilih aku, bila kau tak sanggup setia...kau tak mengerti aku...diriku yang pernah terluka" Hmm..kok malah jadi autonyanyi sendiri, ya? Kok mirip lagunya duet yang sempat ngehitz pada masa muda bapak-bapak, ya?
Ada lagi baliho lain yang tak menang lucu (biasanya kalah, sekali-kali menang lah): "Baliho ini dipasang bukan karena Pemilu, tetapi karena saya lagi halu. Sekali lagi: baliho ini bukan demi mencari suara, tapi demi Moore." Oh, okelah kalau begincu. Setidaknya sadar bahwa dirinya lagi halu. Uhm, kok kayaknya mirip artis jadoel, ya?Â
Sebenarnya sih, tidak masalah memasang baliho. Cuma sayang, kenapa baliho tidak ditunda dulu. Wong cilik negeri Hahaland sedang menderita.
Sebelum pandemi melanda, rakyat Hahaland masih bisa halan-halan walau cuma di sekitar kota sendiri. Sekarang masih ada PPKM alias Pergi Paling ke Kamar Mandi. Kasihan bener.
Belum lagi nasib jomlo-jomlo negeri Hahaland yang terdampak PPKM Level 4: Pacaran Puluhan tahun Kemudian Menghilang. Duh, dighosting itu sakitnya tuh di hati banget.Â
Cukuplah dighosting mantan, tak perlu dighosting baliho. Bukankah Pemilu masih jauh, seperti jomlo merindukan bulan?
Salam peduli! Penulis adalah anggota JoJoBa (Jomlo-Jomlo Bahagia) Hahaland Raya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H