Salah satu suratnya yang amat kaya akan inspirasi Alkitab adalah Surat kepada Para Imam dan Bruder di Padua. Surat ini adalah tanggapannya atas kesulitan ekonomi Kolese Yesuit di Padua yang didirikan pada 1542.
Setelah lima tahun berdiri, komunitas itu tidak mendapatkan cukup pemasukan. Seorang skolastik menulis pada Ignasius "Biasanya pada siang hari kami makan sedikit sup sayuran dan sedikit daging, itu saja! Saat musimnya, kami menyantap anggur atau buah musiman lainnya. Pada malam hari menu yang kurang lebih sama, kombinasi aneka bahan yang dimasak dengan sawi putih atau sejenisnya, dan sedikit daging ..."
Orang Miskin Papa Dicintai Allah
Meskipun surat Ignasius tersebut ditulis oleh sekretarisnya, Juan Alfonso de Polanco, gagasan surat itu tetap berasal dari Ignasius sendiri. Dalam surat berbahasa Italia itu, Ignasius menulis bahwa kemiskinan adalah anugerah dari Allah dan harus diterima seperti kita menerima anugerah-anugerah lainnya [Ep. 1:572-577].
"Saya menyebut kemiskinan sebagai anugerah karena itu adalah karunia yang sangat istimewa dari Tuhan, seperti yang dikatakan Alkitab: kemiskinan dan kekayaan berasal dari Tuhan (Sir 11:14)... Begitu pentingnya orang miskin di hadapan Allah sehingga Yesus diutus ke dunia terutama bagi mereka: 'Oleh karena penindasan terhadap orang-orang lemah dan oleh karena keluhan orang-orang miskin, sekarang juga Aku akan bangkit, firman Tuhan' (Mzm 12:5)."
Sekadar catatan kecil, dalam surat yang ditulis pada 1547 itu, Ignasius menulis bahwa ayat yang ia kutip berasal dari Mzm 12:5. Akan tetapi, dalam Alkitab yang kita miliki saat ini, ayat ini tersua dalam Mzm 12:6.Â
Hal ini bisa dipahami karena Geneva Bible dengan penomoran bab dan ayat baru akan diterbitkan pada tahun 1560. Â Geneva Bible inilah yang kemudian menjadi acuan penomoran bab dan ayat terjemahan Alkitab dalam banyak bahasa utama dunia.
Ignasius Cinta Mazmur Orang Miskin Papa
Mazmur 12 bukanlah satu-satunya mazmur tentang orang miskin yang dikutip Santo Ignasius dalam suratnya itu. Di bagian lain, ia juga mengutip Mazmur 10. "[Kemiskinan yang suci] memberi kemanjuran yang lebih besar bagi doa-doa kita di hadapan Allah karena Tuhan akan mendengar keinginan orang miskin (Mzm 10:17).
Selain itu, Santo Ignasius juga mengutip Mazmur 18. "Dengan demikian kita dapat dengan mudah melihat keuntungan besar dan keunggulan kemiskinan suci, terutama karena memang kemiskinan lah yang memenangkan keselamatan dari Dia yang akan menyelamatkan orang miskin dan orang yang rendah hati (Mzm 18:28) [...] Jadi, betapa pun sulitnya hal itu, kemiskinan suci harus diterima secara sukarela."
Semasa hidupnya, Ignasius sendiri menghayati kemiskinan. Selama perjalanan ke Yerusalem (Maret-September 1523), ia bergabung dengan para pengemis. Ia mengemis untuk bertahan hidup.
"The Autobiography of St. Ignatius Loyola, With Related Document" mencatat: "Dia menopang dirinya sendiri di Venesia dengan mengemis, dan dia tidur di alun-alun St. Markus. Dia tidak ingin pergi ke rumah duta besar kaisar, juga tidak melakukan upaya khusus untuk mencari sarana untuk perjalanannya. Dia memiliki keyakinan besar dalam jiwanya bahwa Allah akan memberinya sarana untuk pergi ke Yerusalem (hal. 47)."
Wasana Kata