Hai para pembaca dan rekan-rekan. Ingin jadi penulis artikel dan atau narablog (blogger) tapi bingung bagaimana memulainya? Dalam tulisan ini, kita akan belajar 7 tip atau cara menulis artikel dari nol untuk penulis pemula.Â
Inilah 7 kiat menulis artikel dari nol untuk pemula.Â
1. Mengamati unsur-unsur artikel yang baik
Cara pertama untuk menjadi penulis artikel adalah dengan mengamati unsur-unsur artikel yang baku dan baik. Inilah unsur-unsur artikel yang biasanya hampir selalu ada:
- Judul dan subjudul: subjudul memudahkan pembaca menangkap gagasan
- Paragraf isi: berisi pembahasan pokok tema
- Paragraf penutup: berisi ajakan dan atau kesimpulan
- Ilustrasi visual dan pemanis: infografis, foto, dan video
Artikel listicle
Artikel listicle adalah artikel dengan daftar poin. Umpama: "Inilah 5 Bintang K-Pop Terpopuler 2021."
2. Membaca dan menyarikan sumber rujukan
Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Sebuah artikel lazimnya memerlukan sumber rujukan untuk memperkaya isi.Â
Penulis yang baik akan membaca bahan naskah secara mencukupi dan mampu menyarikan pokok-pokok gagasan dari sumber rujukan yang ia baca. Jangan puas menulis pernyataan saja. Lengkapi dengan data dan opini ahli.Â
Umpama: "Banyak penduduk Indonesia tidak suka membaca buku" adalah pernyataan yang perlu dilengkapi dengan data. Kita bisa mengganti kalimat ini dengan "Menurut jajak pendapat The Digital Reader pada 2020, rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan waktu 6 jam per minggu untuk membaca buku".Â
3. Menyusun kerangka naskah artikel
Ada baiknya penulis pemula menyusun dahulu kerangka naskah artikel. Lihat unsur-unsur artikel di atas. Ingat bahwa unsur-unsur artikel bisa bervariasi, tergantung pada keperluan dan sifat artikel. Artikel yang santai tentu tidak harus ditulis dengan cara resmi.Â
4. Melengkapi kerangka dengan ulasan dan ilustrasi
Setelah kerangka artikel dibuat, kita tinggal melengkapi kerangka itu dengan ulasan, ilustrasi pemanis. Susun paragraf dengan runtut, mengikuti pola deduktif atau induktif atau campuran.Â
Paragraf deduktif memiliki inti pada kalimat pertama, yang diikuti kalimat-kalimat penjelas. Paragraf induktif memiliki inti pada kalimat akhir, yang diawali kalimat-kalimat penjelas. Paragraf campuran berinti pada awal dan akhir paragraf.Â
Ilustrasi bertujuan memperjelas isi artikel dengan gambar, foto, infografik, dan video. Jangan lupa mengambil sumber ilustrasi tanpa melanggar hak cipta pemiliknya. Cantumkan sumber di kepsyen.
5. Melakukan Swasunting
Jangan tergesa-gesa menulis dan mengunggah artikel tanpa memeriksa ketikan dan artikel secara keseluruhan. Lakukanlah swasunting sebelum mengirimkan dan mengunggah tulisan.Â
6. Mengirimkan dan mengunggah artikel
Setelah yakin bahwa artikel tidak melanggar hukum dan norma platform penulisan, dan yakin bahwa artikel itu tidak menyakiti siapa pun, barulah kita mengirimkan dan mengunggah artikel.Â
Baca: Cara Menulis Surat Pengantar Naskah Tulisan ke Koran dan Media Massa Lainnya
7. Menyimak umpan balik pembaca dan redaktur
Jika memungkinkan, luangkan perhatian untuk menyimak umpan balik atau masukan dari pembaca dan redaktur. Jangan putus asa jika naskah ditolak atau kurang mendapat perhatian pembaca.Â
Saya sudah berkali-kali ditolak redaksi koran sebelum tulisan perdana dimuat di sebuah surat kabar nasional. Ditolak itu biasa. Pelajari kelemahan tulisan kita. Perbaiki. Coba lagi.Â
Wasana kata
Ingin menulis di Kompasiana, blog warga terbesar di Asia Tenggara? Mari! Kompasiana bisa menjadi wahana untuk meningkatkan keterampilan menulis untuk siapa saja. Baca ini: Terungkap, 6 Cara Jitu Dapat Label Artikel Pilihan Kompasiana.Â
Selamat mencoba. Jangan lupa baca artikel-artikel bermutu di Kompas.id, Kompas.com, dan juga Kompasiana, ya.Â
Indonesia cerdas, Indonesia membaca dan menulis.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI