Kusir andong memacu laju lari turangga
rodaroda berputar dengan kencangnya
terus bergulir mengalir bak cakra
itulah cakra manggilingan dalam hidup nyata
tak selalu engkau di atas, engkau juga pernah kandas
ingatlah saja: tunaikan janji setia yang belum tuntas
*
Pak becak mengayuh becak bak penari Serimpi
tak tergesa, dengan kayuhan gemulai
urip iku alon-alon waton kelakon
hidup itu dijalani perlahan-lahan
mengapa harus memburu nafsu serakah?
terus berupayalah sembari berserah
*
Simbok-simbok pasar menuntun sepeda sambil merapal doa
tetes-tetes peluh tuk teruni-teruna tunas bangsa
tata lahir makarti, sajroning batin mangesti Gusti
sekilas sekadar bekerja, dalam hati berbakti pada Yang Ilahi
oh, alangkah indah memesona
mendengarkan Jogja bertutur luhur tanpa kataÂ
***
R.B, medio mei 2021. Baca pula: Prambanan pada Dua Zaman dan Sambutlah Pelukku di Stasiun Tugu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H