Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jogja Bertutur Luhur Tanpa Kata

15 Mei 2021   11:26 Diperbarui: 15 Mei 2021   11:29 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jogja Bertutur Tanpa Kata - Twitter @ekuasita via @KompasKlasika

Kusir andong memacu laju lari turangga

rodaroda berputar dengan kencangnya

terus bergulir mengalir bak cakra

itulah cakra manggilingan dalam hidup nyata

tak selalu engkau di atas, engkau juga pernah kandas

ingatlah saja: tunaikan janji setia yang belum tuntas

*

Pak becak mengayuh becak bak penari Serimpi

tak tergesa, dengan kayuhan gemulai

urip iku alon-alon waton kelakon

hidup itu dijalani perlahan-lahan

mengapa harus memburu nafsu serakah?

terus berupayalah sembari berserah

*

Simbok-simbok pasar menuntun sepeda sambil merapal doa

tetes-tetes peluh tuk teruni-teruna tunas bangsa

tata lahir makarti, sajroning batin mangesti Gusti

sekilas sekadar bekerja, dalam hati berbakti pada Yang Ilahi

oh, alangkah indah memesona

mendengarkan Jogja bertutur luhur tanpa kata 

***

R.B, medio mei 2021. Baca pula: Prambanan pada Dua Zaman dan Sambutlah Pelukku di Stasiun Tugu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun