mengapa harus memburu nafsu serakah?
terus berupayalah sembari berserah
*
Simbok-simbok pasar menuntun sepeda sambil merapal doa
tetes-tetes peluh tuk teruni-teruna tunas bangsa
tata lahir makarti, sajroning batin mangesti Gusti
sekilas sekadar bekerja, dalam hati berbakti pada Yang Ilahi
oh, alangkah indah memesona
mendengarkan Jogja bertutur luhur tanpa kataÂ
***
R.B, medio mei 2021. Baca pula: Prambanan pada Dua Zaman dan Sambutlah Pelukku di Stasiun Tugu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!