"Mengapa artikel saya ditolak redaksi? Mengapa tulisanku sedikit yang membaca?"
Aneka pertanyaan di atas mungkin pernah muncul di benak kita sebagai penulis. Apa saja tip agar kualitas artikel kita meningkat? Bagaimana kiat-kiat jitu meningkatkan mutu artikel media massa dan blog kita?
Menjadi penulis handal yang menulis artikel bermanfaat bagi banyak pembaca kiranya bisa menjadi salah satu target hidup kita. Menulis adalah berbagi kebaikan pada sesama insan.
Inilah kiat meningkatkan mutu artikel untuk dikirimkan ke media massa dan blog. Ulasan ini memang membahas artikel nonfiksi, terutama artikel opini. Meski begitu, artikel ini tetap relevan dibaca oleh penulis fiksi yang ingin meningkatkan mutu tulisannya.
Pertama, melengkapi argumentasi dengan data pendukung
Banyak penulis (pemula) mengandalkan kebenaran umum dan pandangan umum sebagai senjata utama paragraf anggitan. Misal, "Di Indonesia ada banyak pengguna internet."
Pernyataan di atas tidak salah. Akan tetapi, tanpa data pendukung, pernyataan di atas kurang berbobot. Penulis wajib melengkapi argumentasi dengan data pendukung agar tulisannya berbobot.
Data bisa kita timba dari buku, jurnal, artikel, wawancara, dan aneka cara penggalian data lainnya. Menggali data memang perlu waktu, namun sangat vital dalam penulisan artikel media massa dan blog.Â
"Banyak warga pengguna internet di Indonesia. Dilansir kompas.com, jumlah pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 ini sebanyak 202,6 juta jiwa. Angka ini meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada Januari 2020 lalu. Keseluruhan jumlah warga Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa."
Dalam artikel blog, kita leluasa menambahkan infografik dan tabel untuk menambah bobot dan pesona visual tulisan kita. Infografik bisa kita ambil dari media lain atau kita buat sendiri.Â
Sebuah cerpen, novel, dan puisi pun seringkali memerlukan data agar makin ciamik. Para penulis fiksi bahkan rela observasi lapangan dan studi pustaka demi menambah mutu karya fiksi mereka!
Menyajikan data adalah salah satu bukti kecintaan penulis pada pembacanya.
Penulis yang baik akan berusaha mencerdaskan pembaca dengan argumentasi dan data yang akurat!
Kedua, merangkai paragraf yang logis dan padat
Ada tiga jenis paragraf: deduktif, induktif, dan campuran. Pembagian ini berdasarkan letak kalimat pokok dalam paragraf. Kita perlu menata kalimat secara logis dan padat sesuai jenis paragraf.
Artikel media massa dan blog kini dibaca juga di layar ponsel yang sempit. Oleh karena itu, pastikan paragraf tidak berpanjang-panjang. Cukup tiga atau empat kalimat singkat per paragraf.
Beberapa media daring bahkan memakai hanya dua atau bahkan satu kalimat panjang per paragraf. Ini demi kenyamanan pembaca.Â
Coba baca ulang paragraf Anda. Sudahkah logis dan padat berisi? Baca kembali kalimat-kalimat Anda. Mana kata-kata dan frasa yang masih bisa dipadatkan lagi?
Ketiga, memilih judul yang memikat
Saat ini pembaca dibanjiri informasi dan pilihan akses media. Tulisan kita bersaing dengan ribuan artikel lain di luar sana. Judul yang memikat sangat penting!
Ada tujuh ragam judul yang bisa kita pilih guna memikat pembaca:
1. Judul berupa pertanyaan: "Sudah Tahu Tiga Manfaat Buah Alpukat?"
2. Judul berupa misteri: "Ternyata Ini Rahasia Kecantikan Wanita Dayak"
3. Judul berupa daftar angka: "Inilah Tujuh Tempat Wisata Gratis di Surabaya"
4. Judul berima bak puisi: "Pesona Borobudur Tak Akan Luntur"
5. Judul melibatkan pembaca: "Kita Perlu Tahu Tiga Hal Ini sebelum ke Medan"
6. Judul memuat emosi: "Bangga! Siswi Indonesia Raih Medali Emas di Jepang"
7. Judul memuat kata kunci tren saat ini: "Di Balik Lirik Lagu Tarik Sis Semongko yang Viral"
Selain tiga kiat di atas, kita perlu banyak membaca tulisan bermutu agar kita dapat memetik hikmah dari para penulis ulung. Alah bisa karena biasa, kata peribahasa.Â
Selamat menulis (lagi). Semoga Anda berhasil meraih target hidup sebagai penulis, baik purnawaktu maupun paruh waktu. Salam literasi dan edukasi. R.B.Â
Artikel dilindungi hak cipta. Hanya untuk dimuat di Kompasiana.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H