Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Mudik Jangan Lewat Jalur Tikus, Kasihan Tikusnya dan Nyawa Keluarga Anda!

29 April 2021   17:22 Diperbarui: 30 April 2021   05:33 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas mencoba menghalau pengendara dari luar Kota Bandung yang tidak dapat menunjukan hasil swab antigen, larangan mudik 2021 dan larangan mudik lebaran 2021.(Foto Humas Polresta Bandung)

Di Sisilia saja, hingga 24 Maret 2020 lalu sudah ada 846 kasus. Padahal pada 8 Maret, sehari sebelum "eksodus corona", hanya ada 53 kasus.

Hikmah bagi Indonesia

Perpindahan orang secara massal, termasuk mudik lebaran sangat potensial menyebarkan virus korona. Ada kemiripan antara situasi Italia dan Indonesia. 

Episentrum korona di Italia (Lombardia) dan Indonesia (Jabodetabek) sama-sama adalah wilayah industri yang padat penduduk.

Eksodus massal dari Italia utara ke selatan terbukti telah meningkatkan jumlah kasus positif korona di wilayah tujuan. Mirisnya, wilayah tujuan eksodus itu bukanlah daerah maju dengan tenaga dan fasilitas kesehatan yang memadai.

Bagaimana situasi eksodus tahunan massal bernama mudik di Indonesia? Menurut data Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2019, jumlah pemudik hingga H-2 mencapai 11, 5 juta orang. Akankah kita biarkan jutaan orang dari aneka kota terdampak korona mudik tahun ini?

Demi kebaikan seluruh warga negara Indonesia, kiranya baik warga menunda mudik atas kesadaran sendiri. 

Daripada mudik dan berakhir di rumah sakit atau rumah duka, lebih baik di rumah saja. 

Sekali lagi, mudik jangan lewat jalur tikus. Kasihan tikusnya. Lebih-lebih, kasihan diri Anda dan keluarga Anda. Salam anak udik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun