Palupi anakku....Sudah tiga musim mangga arum manis di halaman rumah kita berbuah. Aku tak pernah lagi mencicipi kupasan tanganmu yang lentik dan halus. Kulitmu bersih...dan engkau tidak kalah cantik dengan teman teman sebayamu di kampung kita. Engkau memang lebih mirip bapakmu ketimbang simbok.
Anakku Palupi...Taplak meja kecil hasil karyamu saat awal kamu di lapas, masih nampak indah dan cantik. Terkadang simbok pasang sebagai alas tempat lilin untuk berdoa.
Saat ini simbok membayangkan kamu disana sedang berada di kelas pembelajaran ketrampilan. [..]
Akhirnya simbok tanyakan kepada Tuhan, sampai kapan kesepian ini akan berakhir....sedih harus selalu berdoa sendirian tanpa anakku Palupi di dekatku....
Kadang simbok sempat berandai andai....seandainya kecelakaan yang merenggut nyawa Pak Priyo tetangga kita tidak terjadi, kamu pasti masih disamping simbok sampai saat ini....namun semuanya telah terjadi...simbok hanya boleh menerima dan mensyukuri atas semua anugerah dalam hidup ini...
Nduk, Palupi anakku...Di saat simbok berdoa...air mata simbok mengalir..memecah rasa kangen yang tak tertahankan...Simbok kangen sama kamu Nduk.....
Palupi anakku yang kukasihi...semoga engkau selalu dikuatkan dalam menghadapi masa pencobaan ini. Ikutilah semua pembelajaran yang diberikan oleh para instruktur dengan sabar dan tekun. Kamu memang belum bisa menikmatinya sekarang, saat ini. Tapi percayalah, kelak akan menjadi bekal yang sangat berguna dimasa depanmu.
Anakku Palupi...Simbok ingat waktu itu masih menyisir rambutmu dikepang dua, dan bapak menyuapimu. Ini semua kami lakukan agar kamu tidak terlambat mengikuti upacara peringatan hari Kartini di sekolah saat itu. Anakku, biarlah semuanya ini akan menjadi kenangan yang indah di masa kecilmu bagi simbok dan bapakmu.
Percayalah...semuanya akan berlalu...seperti pernah kamu dengar di sekolah dulu setiap upacara tanggal 21 April: "Habis gelap terbitlah terang" Anakku Palupi....Jangan pernah engkau lelah berdoa untuk mohon pengampunan dari Tuhan[...].
Palupi anakku, rasakan lah kehangatan pelukan simbok ini yang tak pernah putus sampai kapanpun.Â
Solo, 21 April 2021. Juminten. Simbok yang selalu mengasihimu.