Di sisi lain, sejumlah artikel saya juga dijiplak oknum wartawan dan narablog. Saya jengkel. Inilah mungkin buah dari keburukan saya. Saya menabur apa yang saya tuai. Dulu pernah meniru artikel orang, akhirnya saya pun jadi korban plagiarisme.Â
2. Tergoda merekayasa views dan tayangan artikel
Di blog komersial yang menggunakan ukuran views atau tayangan sebagai kriteria penghasilan, godaan untuk merekayasa tayangan artikel sangat besar.Â
Saya tahu sejumlah trik untuk merekayasa views dan tayangan artikel. Tak perlu saya jelaskan di sini karena nanti takutnya ditiru :)
Saya juga paham, di luar sana ada saja trik, alat bot, dan mungkin juga peranti lunak yang bisa merekayasa jumlah tayangan artikel blog.Â
3. Tergoda mengikuti lomba blog dengan sponsor "tidak bersih"
Saya juga sempat hampir mengikuti sebuah lomba blog dengan sponsor abu-abu. Maksudnya, lomba dengan sponsor perusahaan yang saya kategorikan "tidak bersih".
Saya sempat tergiur dengan nominal hadiah yang ditawarkan. Akan tetapi, setelah mempelajari rekam jejak perusahaan sponsor lomba blog itu, saya tidak jadi ikut lomba.Â
Saya merasa berdosa jika mengikuti lomba blog yang diselenggarakan perusahaan yang merugikan manusia dan alam. Apa artinya juara dan dapat uang bila semua itu didapat di atas penderitaan orang dan alam?
Masih banyak lagi godaan duniawi yang menghampiri para penulis. Semoga pada tulisan lain, saya bisa mengulas kembali. Inti dari coretan saya ini sederhana saja:Â "Jika bisa bahagia menjadi penulis jujur, mengapa harus bersandiwara?"
Wasana kata, salam literasi dari saya yang masih berproses menjadi penulis tanpa sandiwara.