AQ adalah nilai yang mengukur kemampuan seseorang dalam menghadapi kesulitan dalam hidupnya.Â
Sebaliknya, orang dengan Adversity Quotient (AQ) tinggi melihat kesulitan sebagai tantangan untuk secara kreatif mengembangkan diri.Â
Lawanlah godaan untuk berhenti atau menyerah pada masa-masa awal magang. Ingatlah bahwa tantangan adalah kesempatan untuk mencoba mengaktualisasikan kemampuan diri terbaik yang mungkin belum kita munculkan.
Bagaimana saya yang tidak bisa berbahasa Dayak Manyan bisa menyatu dengan masyarakat sekitar jika saya terus mengatakan "saya tidak bisa". Justru tantangan itu mengajak saya untuk belajar kosakata sederhana bahasa lokal.Â
Selama masih ilmu manusia, apa pun bisa dipelajari!
Kedua, rendah hati dan cermat mengamati
Sebagai orang baru yang kerap dipandang sebelah mata sebagai anak bawang, kita perlu rendah hati dan cermat mengamati. Jangan malu-malu bertanya.
Manusia adalah pembelajar yang baik jika ia rendah hati dan cermat mengamati.Â
Atasan dan mitra kerja akan senang mengajari "anak bawang" yang selalu ingin belajar dan cermat menyimak arahan dan teladan. Bukalah panca indra lebar-lebar. Amati bagaimana para ahli bekerja.Â
Saya pun banyak mengamati bagaimana mentor saya bergaul di tengah masyarakat sederhana. Beliau yang berasal dari keluarga cukup berada ternyata memilih berpakaian sederhana.Â