Penelitian Gladys Brigita dan Benno Rahardyan pada April 2013 menemukan bahwa pemilahan sampah mengalami kendala akibat masih bercampurnya sampah sisa makanan dengan sampah lainnya. Sebagian besar (71,43%) pengelola usaha boga tahu bahwa sampah sebaiknya dipilah sejak awal, namun hanya 14,3 % yang melakukan pemilahan tersebut.
Sementara itu riset Tammara Soma yang mengamati lebih dari 300 rumah tangga di Bogor menunjukkan, masyarakat berpenghasilan tinggi dan menengah cenderung berbelanja di supermarket modern alih-alih pasar tradisional.
Akibat terbujuk buaian iklan yang mendorong kebiasaan menimbun makanan, rumah tangga kelas menengah dan atas ini cenderung membeli berlebihan.
Upaya Bandung Food Smart City kurangi sampah perkotaan
Saya sangat kagum dengan aneka upaya Bandung Food Smart City guna mengurangi sampah makanan perkotaan. Harapannya, aneka upaya ini dapat dijadikan inspirasi kota-kota lain agar bebas sampah makanan. Beberapa upaya tersebut adalah:
- Â Permainan Food Racing mengenai edukasi bijak belanja makanan dan bijak menghabiskan pangan. Kegiatan yang menyasar kaum muda ini telah dilaksanakan di berbagai lembaga pendidikan dan mendapatkan tanggapan baik.Â
- Food Sharing atau Berbagi Makanan dengan memanfaatkan platform digital Badami Food Rescue. Warga yang memiliki makanan yang masih layak dikonsumsi akan dapat memberikannya pada yang lebih memerlukan. Dalam aplikasi ini ada pula Bandung Smart Food sebagai lokapasar produk pangan, pasar tradisional dan UMKM di sektor boga.
- Urban Farming
Tinggal di kota tidak berarti lantas kita tidak bisa menanam. Nyatanya di kawasan perkotaan pun ada potensi melakukan pertanian perkotaan.Â