Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Toleransi dalam Sejarah Gereja Katedral Makassar TKP Bom Bunuh Diri

28 Maret 2021   16:29 Diperbarui: 28 Maret 2021   23:46 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja Katedral Makassar pada 1910-an - Tropen Museum

Justru Sultan Hasanuddin memperlakukan orang Portugis beragama kristiani dengan sangat baik. Sang Sultan bahkan mengatur keberangkatan orang-orang Portugis secara aman. 

Ini tak lepas juga dari kiprah positif misi Gereja Katolik di wilayah kekuasaan para raja setempat. Misi Katolik berperan dalam pendidikan melalui pendirian sekolah. Misalnya, Bruder Antonio de Torres menjadi pengurus suatu sekolah kecil untuk anak laki-laki. Ia terpaksa meninggalkan Makassar pada 1668. 

Wasana kata

Sejarah Gereja Katolik di Makassar, termasuk pendirian Gereja Katedral Makassar tak lepas dari praktik toleransi beragama yang dijalankan para penguasa kerajaan lokal, yang beragama Islam. 

Gereja Katedral Makassar juga dibangun oleh beragam etnis, mulai dari orang Belanda, Tionghoa, hingga kini menjadi tempat peribadatan dan bangunan bersejarah yang terbuka dikunjungi masyarakat luas.

Mari kita rawat toleransi di negeri bhinneka tercinta. Salam persaudaraan. Bersatu kita teguh. Keberagaman bukanlah ancaman. Keberagaman adalah anugerah terindah bagi Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun