Mana yang lebih penting: keselamatan orang lain atau diri sendiri? Jika bisa memilih, tentu kita ingin mementingkan dua-duanya. Akan tetapi, dalam situasi bahaya, kadang kita terpaksa memilih salah satu.Â
Inilah yang dialami Fernando Lima Silva, seorang pastor yang berkarya di Bezerros, Agreste de Pernambuco, Brazil. Ia sedang mengadakan perjalanan dengan sebuah kapal ketika dua penumpang kapal itu tercebur ke sungai pada Sabtu, 13 Maret 2021 lalu.
Dua penumpang itu adalah seorang ibu dan putrinya. Mereka diduga terjatuh ke sungai berarus deras saat sedang berfoto. Tetiba kapal bergoncang sehingga ibu dan putrinya ini tercebur.
Melihat kejadian itu, Fernando Lima Silva tidak hanya tinggal diam. Ia segera terjun ke sungai untuk menolong si ibu dan si anak putrinya itu. Berkat upaya Pastor Fernando, si kecil dan ibunya berhasil selamat.
Upaya heroik Pastor Fernando ini harus dibayar mahal dengan nyawanya sendiri. Diduga karena kelelahan dan karena dihantam derasnya arus sungai, Fernando tenggelam.
Upaya pertolongan medis dilakukan di lokasi kejadian, namun akhirnya nyawanya tidak dapat diselamatkan. Pastor Fernando sang pemuka agama budiman ini wafat setelah menyelamatkan dua jiwa.
Fernando ditahbiskan atau dilantik menjadi pastor Katolik pada 2014. Ia melayani jemaat di Zona Pastoral Nostra Signora di Lourdes di Gravatá, Pernambuco.
Ketika wafat, Pastor Fernando masih berusia 38 tahun. Usia yang relatif muda. Akan tetapi, usia muda bukan halangan untuk melakukan yang terbaik bagi kebaikan sesama manusia.
Pengorbanan diri di zaman "selfie"
Wafatnya Fernando Lima Silva mengejutkan namun sekaligus memberi inspirasi bagi jemaat yang ia tinggalkan. Juga bagi kita semua yang hidup di zaman yang ditandai oleh egoisme.
Saat orang-orang lebih mementingkan diri sendiri, Fernando sebagai seorang manusia memilih jalan pengorbanan diri. Apa yang dia lakukan adalah teladan pengorbanan diri yang sangat istimewa.
Alih-alih tinggal diam dan mendokumentasikan tragedi, Fernando memilih untuk bertindak menolong korban.Â
Ibarat berfoto, Fernando tidak sibuk "selfie" ketika ada sesama insan manusia yang memerlukan pertolongan segera. Tragedi dan penderitaan sesama memanggil kita untuk bertindak menolong, bukan sibuk menonton atau malah sibuk merekam dan memotret.
Selamat jalan ke suargaloka, Pastor Fernando Lima Silva. Pengorbananmu akan dikenang dua orang yang engkau selamatkan. Juga dikenang siapa pun yang menyimak kisah pengorbanan dirimu.Â
R.B., 27 Maret 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H