Singapura harus diakui lebih sejahtera secara ekonomi, namun perlu kita sadari bahwa kekayaan saja tidak menjamin keberadaban digital warga. Apa tiga cara inspiratif Singapura dalam mendidik warganya untuk santun, beradab, dan cerdas secara digital?Â
1. Peningkatan mutu pendidikanÂ
Menurut PISA oleh OECD, Singapura dinyatakan sebagai dengan sistem pendidikan paling unggul di dunia pada 2015. Skor siswa-siswi SIngapura sangat memuaskan dalam bidang literasi, matematika dan sains.Â
Bagaimana dengan Indonesia? Sayangnya, prestasi pelajar Indonesia dalam ketiga bidang ini masih belum membanggakan. Para pelajar kita hanya menempati peringkat 62, 61, dan 63 berturut-turut dalam sains, membaca, dan matematika. Jumlah total negara peserta survei PISA adalah 69. Artinya, Indonesia berada di papan bawah.
Secara konsisten  pemerintah Singapura menggalakkan Program Literasi Digital Nasional. Program ini membantu para pelajar Singapura untuk menguasai empat proses pendidikan digital:
(1) Find: mengumpulkan dan menilai informasi serta menggunakan sumber daya digital secara aman dan bertanggung jawab;
(2) Think: menafsirkan dan menganalisis data serta memecahkan masalah;Â
(3) Apply: menggunakan software guna meningkatkan wawasan dan pengetahuan;Â
(4) Create: menghasilkan produk digital dan bekerja sama secara daring.
Berkat pendekatan "Menemukan, Berpikir, Menerapkan, dan Menciptakan" ini, para pelajar Singapura menjadi warganet yang jauh lebih beradab. Mereka terbiasa menggunakan akses dunia maya untuk kebaikan dan tahu potensi risiko ketika berselancar di internet.Â
2. Gerakan penyadaran membedakan berita palsu dan asli