Seekor lebah pecinta terbang riang
di antara semerbak wangi kembangkembang
ia hinggap mencecap madu sembayan
si bunga pertama mengira tuk keabadian
nyatanya hanya sekelebat
demikianlah cinta sesaat nan kilat
*
Si lebah pecinta mabuk kepayang selaksa
bertahun sbagai kelana penebar pesona
siapa tak takluk pada karismanya?
siapa tak tunduk pada mantranya?
siapa tak luluh oleh rayuannya?
*
Si lebah kini tepekur dalam tafakur
sayapsayapnya tlah patah hancur
bunga pertama yang dicintanya merunduk
hasrat hati si lebah ingin memeluk
bagai rindu pungguk pada bulan di malam suntuk
*
"aku khilaf" kata si lebah mengiba
si bunga pertama tersenyum penuh rahasia
"mudahnya dikau berkata khilaf,
antara kau dan aku terlalu banyak ikhtilafÂ
haruskah kutunggu alaf,Â
hingga bibirku mengeja maaf."
pojokhati, 22 Februari 2021
- - -
ikhtilaf: perbedaan pendapat
alaf: masa seribu tahun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H