Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Crazy Rich Divaksin Duluan, Nakes Sungguhan Dianggap Apaan?

9 Februari 2021   15:04 Diperbarui: 9 Februari 2021   15:46 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokter Tirta yang juga pesohor menyindir, bagaimana mungkin seorang staf penunjang apotek memiliki mobil mewah seharga Rp7 miliar. Jika staf punya mobil semahal itu, betapa kayanya pemilik apotek. 

Warganet menyoroti, sungguhkah seorang kaya bekerja di sebuah apotek sehingga layak mendapat keistimewaan sebagai penerima vaksin kelompok prioritas. 

Nakes sungguhan dianggap apaan?

Adik saya yang bekerja di sebuah rumah sakit di Jawa Barat berkisah, betapa berisikonya bekerja sebagai tenaga kesehatan di masa pandemi ini. Rumah sakit tempat ia bekerja sebenarnya bukan rumah sakit rujukan pasien Covid-19.

Akan tetapi, karena perintah dari lembaga negara, akhirnya rumah sakit itu dijadikan juga rumah sakit rujukan untuk merawat pasien Covid-19. Tentu saja ketersediaan alat sangat terbatas. Jika terjadi lonjakan pasien Covid-19, tenaga kesehatan akan kelabakan juga. 

Rumah sakit dan tenaga kesehatan  "tidak berdaya" menolak pasien jika sudah ditunjuk sebagai fasilitas dan nakes yang wajib melayani pasien Covid-19. Dengan segala keterbatasan alat medis dan APD, nakes sungguhan harus berjibaku menyelamatkan pasien dan diri sendiri dari Covid-19.

Sungguh tidak adil bila di tengah situasi kritis ini, kalangan berduit mendapat akses prioritas divaksin. Mendahului para nakes sungguhan. Entah, para nakes sungguhan ini dianggap apaan? 

Kongkalikong untuk mendapatkan akses prioritas divaksin harus dibongkar. Sungguh janggal bahwa pihak pemerintah seolah membenarkan dengan alasan yang sangat melukai perasaan nakes sungguhan: asal punya surat, boleh saja menerima prioritas divaksin.

Kalau dibiarkan, ini jadi preseden buruk. Nanti crazy rich jadi crazy benaran. Jatah vaksin untuk nakes sungguhan jadi tergerus secara signifikan.

Ah, lelucon yang tidak lucu. Jika saya jadi Menteri Kesehatan, saya akan usut tuntas mengapa hal semacam ini bisa terjadi. Saya tahu, tak semua crazy rich bertindak demikian. Masih banyak orang kaya yang budiman dan berakal sehat. Contoh nyata, seorang pemilik perusahaan jamu yang baru-baru ini menyumbang dana untuk korban bencana di tengah pandemi.

Untuk crazy rich yang hatinya juga rich, saya angkat topi dan berdoa setulus hati: Semoga terus sehat dan makin kaya agar makin besar harta yang bisa dibagikan pada kaum miskin. Salam peduli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun