Menjadi ketua RT adalah latihan dan ujian sejati bagi (calon) politikus. Seorang ketua RT harus belajar bagaimana mendengarkan dan menanggapi suara warga yang beraneka. Seorang ketua RT wajib tahu cara menyampaikan gagasan dengan efektif dan sopan agar dipahami semua warga.
Sungguh, seharusnya ada revolusi politik di Indonesia. Seharusnya, tiap calon petinggi parpol, anggota dewan, dan calon pejabat tinggi wajib menjadi ketua RT agar belajar bagaimana jadi abdi rakyat di akar rumput!
Jadi, siapa pun yang ingin jadi (calon) presiden dan ketua umum partai perlu punya pengalaman jadi politikus yang sungguh berinteraksi dengan warga biasa. Bukan jadi petinggi karena politik dinasti saja.
Kaderisasi parpol yang cuma formalitas tanpa kualitas
Jujur, dalam pemberitaan media, sangat jarang kita mendengar kabar tentang program kaderisasi parpol yang sungguh bermutu.Â
Yang kita dengar hanya tiba-tiba si Anu ditetapkan jadi calon presiden oleh partai XYZ. Tidak jelas rekam jejak pendidikan politik yang telah diberikan partai untuk para kadernya yang dicalonkan dalam pemilihan.
Lain halnya jika parpol mengumumkan demikian: Partai kami memilih si Anu karena dia lolos seleksi dari ratusan peserta sekolah kaderisasi parpol kami. Uji kompetensi yang telah si Anu lewati adalah wicara publik, pelatihan administrasi dan hukum, serta pengabdian masyarakat.
Seandainya tiap parpol transparan mengadakan seleksi kader, sistem politik kita akan menjadi sangat baik. Boleh saja anak presiden jadi wali kota atau anak mantan presiden jadi pejabat tinggi negara, asal memang punya kompetensi dan kualitas diri. Tentu jika aturan negara mengizinkan.
Kalau parpol-parpol Indonesia enggan mengadakan kaderisasi bermutu, ya kapan majunya politik kita. Jangan heran kalau tingkah polah sejumlah politikus muda membuat prihatin. Sebab mereka sebagian besar belum sungguh disiapkan jadi abdi rakyat. Seandainya mereka ini pernah jadi ketua RT, tentu bekal-bekal berpolitik dapat mereka serap.Â
Majukan Indonesia, majukan RT masing-masing. Viva Pak RT dan Bu RT se-Indonesia!Â
R.B., si anak Bu RT.Â