Ramai sekali kita meributkan vaksin. Di media sosial kita mendapat informasi yang simpang siur. Jumlah hoaks tentang isu kesehatan terkait Covid-19 memang sangat luar biasa. Kecemasan bercampur keinginan untuk memberikan tip kesehatan pada orang lain membuat kita kadang atau bahkan sering meneruskan informasi yang belum jelas sumbernya.
Inilah yang lantas membuat terjadinya infodemik. Badan Kesehatan Dunia atau WHO telah menegaskan:
"Infodemik adalah upaya yang disengaja untuk menyebarkan informasi yang salah untuk merusak respon kesehatan masyarakat. Informasi yang salah dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental orang. Infodemik membahayakan kemampuan negara untuk menghentikan pandemi. Misinformasi menelan korban jiwa. Tanpa kepercayaan dan informasi yang benar, kampanye untuk mempromosikan vaksin yang efektif tidak akan memenuhi targetnya, dan virus akan terus berkembang."
Salah satu bagian dari infodemik adalah banyaknya informasi sesat mengenai vaksin Covid-19. Beberapa hoaks vaksin bahkan sebenarnya sangat konyol, tetapi toh ada saja orang yang percaya dan meneruskannya. Misalnya, hoaks vaksin dilengkapi chip dan barcode yang akan menempel pada penerima.Â
Menanggapi aneka infodemik nan bikin panik, mari kita telusuri tujuh alasan mengapa vaksin Covid-19 perlu kita terima. Tanpa rasa takut berlebihan.
1. Vaksin yang diberi izin pemerintah telah lolos uji klinis
Apa pun merek vaksin yang telah diberi izin edar oleh pemerintah Indonesia telah lolos uji klinis. Tidak ada kaitan antara negara asal produsen vaksin dengan keputusan pemerintah menerima izin edar vaksin di Indonesia.Â
Pemerintah kita menjalankan tugas berat untuk segera menanggulangi pandemi dengan aneka vaksin yang juga masih dikembangkan hingga mencapai efikasi dan efektivitas yang lebih baik.Â
Presiden Joko Widodo dan banyak pejabat negara telah juga menerima vaksin. Perlu diingat, vaksin umumnya diterima dua kali (dua dosis) dengan rentang waktu beberapa hari.Â
Untuk mencapai tingkat efikasi dan efektivitas yang diharapkan, tubuh kita perlu waktu untuk membentuk perlindungan ekstra melawan Covid-19 dengan bantuan vaksin itu.
2. Vaksin yang saat ini beredar halal
Lembaga-lembaga agama di Indonesia telah menyatakan bahwa vaksin yang saat ini beredar di negara kita halal. Banyak tokoh agama telah menerima vaksin.Â
Di negara-negara lain yang mayoritas penduduknya beragama Islam pun, beberapa merek vaksin yang dipakai sama dengan merek-merek yang beredar di Indonesia.Â
Majelis Ulama Indonesa menjelaskan kehalalan vaksin Sinovac (vaksin yang pertama tersedia) dalam video ini:
3. Vaksin membantu tubuh kita menciptakan kekebalan
Dilansir CDC Amerika Serikat, mengenakan masker dan mematuhi jarak antarorang (social distancing) membantu mengurangi kemungkinan Anda terpapar virus atau menyebarkannya ke orang lain. Akan tetapi, langkah-langkah ini tidak cukup. Vaksin akan bekerja dengan sistem kekebalan Anda sehingga siap melawan virus jika Anda terpapar.
Kompas TV telah menayangkan video mengenai cara kerja vaksin secara umum. Tentu kita ketika kecil juga sudah menerima vaksin, bukan? Mengapa takut divaksin ketika sudah remaja dan dewasa? Takut jarum suntik? Sakitnya cuma seperti digigit semut, kok.Â
4. Vaksin membantu menciptakan kekebalan masyarakatÂ
Juru Bicara Ikatan Dokter Indonesia, dr Erlina Burhan kepada Kompas.com mengatakan bahwa vaksin membantu menciptakan kekebalan kelompok atau masyarakat luas.
Kekebalan kelompok atau herd immunity ini baru bisa terjadi kalau 70 persen rakyat Indonesia divaksin. Hal ini dapat membantu melindungi 30 persen rakyat lainnya yang tidak bisa divaksin atau yang rentan kesehatannya.
5. Vaksin diberikan dengan prosedur kesehatan yang ketat
Pemberian atau penyuntikan vaksin dilaksanakan dengan prosedur kesehatan yang ketat. Sebelum menerima vaksin, tenaga kesehatan akan menanyakan sejumlah pertanyaan untuk melihat apakah kita termasuk boleh menerima vaksin atau tidak. Simak 15 kondisi orang yang tidak bisa diuntik vaksin dalam artikel Kompas.com ini (klik saja).Â
Setelah menerima suntikan, kita diminta tetap berada di lokasi vaksinasi selama beberapa waktu (misalnya 30 menit) agar reaksi tubuh kita terhadap vaksin dapat dipantau tenaga kesehatan. Demikian pula setelah menerima vaksin, kita tetap dapat melaporkan reaksi tubuh terhadap vaksin kepada layanan kesehatan.
6. Vaksin menjadi sarana penting selain protokol kesehatan lainnya
Vaksin Covid-19 yang sejauh ini diproduksi memang belum ada yang dapat melindungi 100 persen dari virus korona baru. Akan tetapi, tanpa vaksin tubuh kita ibarat bertarung dengan tenaga sendiri. Dengan vaksin, tubuh kita mendapat bala bantuan dalam melawan Covid-19 yang bisa saja menjangkiti kita meski kita telah mengenakan masker dan melakukan protokol kesehatan lainnya.
Seperti nasihat CDC Amerika Serikat, vaksin adalah "sahabat" masker dan alat pelindung diri. Vaksin adalah senjata yang perlu kita gunakan bersama senjata-senjata lain (APD dan prokes lain) dalam melawan Covid-19.
7. Vaksin menjadi sarana kita mencintai negara dan sesama manusia
Ketika kita diminta negara untuk menerima vaksin, artinya kita mendapat tugas mulia untuk membantu negara sekaligus mencintai sesama manusia.Â
Kita bisa saja menyombongkan diri dengan mengatakan: "Aku masih muda, tak perlu vaksin aku juga kuat." Eits, hati-hati. Justru orang muda potensial menjadi penular Covid-19 pada orang-orang lain tanpa dirinya menyadari. Ini disebut "orang tanpa gejala". Bayangkan, betapa sedihnya ketika mengetahui orang tua atau kakek-nenek kita wafat karena tertular Covid-19 dari diri kita.Â
Membela negara kini adalah juga dengan menerima vaksin jika memang kita layak menerimanya. Mencintai sesama manusia adalah juga dengan siap divaksin.Â
Salam sehat. Semoga bermanfaat. Bagikan informasi ini jika dipandang bermanfaat.Â
Pernyataan sanggahan: Artikel ini ditulis berdasarkan sumber tepercaya oleh saya yang bukan ahli kesehatan. Koreksi dari ahli kesehatan saya nantikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H