Mari kita dalami contoh tiga kriteria moral tindakan yang luhur di atas. Umpama:
Seorang penulis berniat luhur ingin mendapat uang untuk membantu keluarganya. Cara yang ia tempuh: Ia menjiplak dan merekayasa. Dampaknya: Ia dapat uang banyak, tetapi dengan merugikan orang lain.
Niat tindakan itu baik. Caranya salah. Hasilnya tidak murni baik. Kesimpulan: tindakan penulis itu secara keseluruhan tidak baik karena tidak memenuhi tiga kriteria moral tindakan yang baik.
Penulis dan hasrat untuk eksis
Siapa sih yang tidak ingin viral dan eksis? Apalagi di zaman serba digital ini, kita hidup dalam ilusi keterkenalan di media sosial. Jika kita tidak cermat, kita sebagai penulis bisa terjebak dalam hasrat berlebihan untuk eksis.
Hasrat untuk diakui dan dipuji secara berlebihan bisa menjadi candu bagi penulis.
Ini yang perlu kita waspadai. Demi menjadi tenar dan eksis, kadang ada godaan untuk menempuh cara-cara yang kurang atau tidak terpuji.Â
Penulis seharusnya humanis dan manis
Saya punya keyakinan, pada dasarnya para penulis itu insan humanis.Â
Untuk menjadi penulis, seseorang perlu peka terhadap perasaan diri sendiri dan juga orang lain.Â
Mustahil menjadi penulis tanpa memperhatikan gejolak perasaan dan kelindan gagasan dalam benak. Cobalah menulis tanpa perasaan manusiawi, hasilnya akan ganjil.