Kita tahu, perjalanan hidup Pak Tjip dan Ibu Lina penuh liku. Sebelum merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan seperti yang beliau alami saat ini di Australia, mereka telah merasakan sendiri pahitnya hidup sebagai orang miskin.
Pak Tjip dan Ibu Lina meraih kesejahteraan dengan banyak sekali tangisan dan perjuangan. Hidup miskin, ditipu, dipenjara walau tak bersalah, sakit keras, hampir wafat berkali-kali sudah dialami.
Tidak ada satu pun novel dan film drama di dunia ini yang bisa menandingi kisah nyata hidup Pak Tjip dan Ibu Lina!
Saya yang membaca kisah nyata Pak Tjip dan Bu Lina sering berdecak kagum. "Luar biasa! Bagaimana mungkin ada suami-istri mengalami jatuh-bangun demikian dahsyat seperti mereka berdua dan tetap setia hingga usia senja?"
Sangat sedikit insan yang mengalami kepahitan hidup tanpa kehilangan iman, harapan, dan cinta.Â
Sangat sedikit pula yang rela membagikan kisah itu apa adanya kepada siapa pun melalui tulisan yang "abadi".
Bagi Pak Tjiptadinata dan Ibu Roselina Effendi, pengalaman pahit adalah kekayaan hidup yang mereka bagikan dengan murah hati sebagai inspirasi.
Siapa pun dapat memetik hikmah kehidupan dari pasutri yang merayakan HUT Perkawinan ke-56 ini.
Pak Tjiptadinata dan Ibu Roselina Effendi, terima kasih dari lubuk hati terdalam. Semoga Tuhan memberkati keluarga Bapak dan Ibu dengan melimpah. Terus berbagi dan menebar inspirasi.
Kota Abadi, fajar Januari 2021