Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

UMKM Bisa Saling Dukung, Ngapain Saling Tikung?

30 Desember 2020   11:48 Diperbarui: 30 Desember 2020   11:55 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di saat pandemi Covid-19 menghantam negeri tercinta, sejatinya UMKM berjasa menggerakkan ekonomi akar rumput. Memang benar, sejumlah UMKM gulung tikar atau penghasilannya terdampak secara signifikan. Akan tetapi, fakta menunjukkan bahwa UMKM menjadi "penyelamat" kala ekonomi nasional melesu.

Dilansir depkop.go.id, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan UMKM selama ini menjadi salah satu penopang ekonomi nasional. Setidaknya terdapat lebih dari 64 juta unit UMKM yang berkontribusi 97 persen terhadap total tenaga kerja dan 60 persen PDB nasional.

Tidak perlu jauh-jauh mencari contoh UMKM yang berkontribusi sebagai penopang ekonomi. Adik saya, Glen menjadi contoh pelaku UMKM yang tetap bertahan dan bahkan berkembang di tengah pandemi Covid-19.

Glen adalah seorang pengusaha tanaman hias sejak 2015 lalu. Bersama pujaan hatinya, sarjana hukum itu merintis Bella Spina Indoorplant Store di Yogyakarta. 

dok Glen Calvin
dok Glen Calvin
Pada masa itu, usaha jual-beli tanaman hias belum menjamur seperti sekarang. Bukan berarti mudah. Justru waktu itu pembeli masih sedikit.

Belum lama ini Glen membuka toko kedua. Memang bukan di atas tanah milik sendiri. Yang penting, ekspansi usaha tetap berjalan. Bukan demi keluarga kecilnya saja, tetapi juga bagi kesejahteraan para karyawati dan penyuplai toko tanamannya.

Filosofi Sapu Lidi

Glen menerapkan filosofi sapu lidi dalam berbisnis. Sebatang lidi mudah patah. Akan tetapi, ketika lidi-lidi bersatu, sapu lidi menjadi kuat dan bermanfaat. Tidak mudah patah.

Glen adalah salah satu pengurus JOPS atau Jogja dan Jateng Online Plant Seller. Paguyuban para pedagang tanaman hias ini sangat rukun dan saling dukung dalam berbisnis.

Menyiasati sulitnya melangkah sendiri sebagai UMKM, Glen bersama sejumlah rekan pengusaha UMKM tanaman hias bekerjasama. Toko Freydeplants yang terletak di Jalan Monjali 134 Yogyakarta ini menjadi tempat dijualnya aneka tanaman dan pernak-pernik ramah lingkungan dari banyak pengusaha UMKM.

dok Glen Calvin
dok Glen Calvin
Dalam gelaran terbaru, toko mungil nan indah ini menawarkan ratusan produk hijau dari 16 UMKM. Dengan tetap menaati protokol kesehatan, para pembeli menyambangi toko Freydeplants.

"Minat konsumen membeli tanaman hias makin meningkat dari tahun ke tahun. Ini bisnis dengan prospek yang relatif masih cerah," tutur Glen. Sebagai bukti, ia baru saja menjadi narasumber sebuah webinar mengenai hobi menanam tanaman hias yang diselenggarakan Persatuan Karyawan dan Karyawati PT KAI DAOP 6 Yogyakarta.

UMKM Saling Dukung Bukan Saling Tikung

Glen tahu, persaingan antarpengusaha memang makin keras. Akan tetapi, bukan berarti persaingan itu memustahilkan kerjasama. 

UMKM bisa saling dukung, ngapain harus saling tikung.

Demikian kira-kira isi pikiran para pengusaha UMKM tanaman hias rekan Glen yang bersatu padu demi bertahan di tengah terpaan dampak pandemi ini.

Ketika toko pertama kali dibuka, memang hanya segelintir konsumen yang datang. Glen dkk tidak menyerah. Melalui promosi dan kolaborasi, upaya dikerahkan. 

Setakat ini Glen dkk telah mengadakan dua kali "pameran" di tokonya. Kedua pameran itu selalu melibatkan rekan-rekannya sebagai penyedia produk. Tanaman hias yang dijual mulai dari yang diberi label harga 25 ribu hingga 3 juta rupiah.

Ketika ditanya soal omzet penjualan, Glen secara diplomatis menjawab, "Bisa dapat jutaan, sih, Mas. Tapi kan banyak barang titipan teman."

Usaha yang dirintis dengan susah-payah oleh Glen dan istrinya ternyata perlahan berkembang dan menjadi saluran berkat Tuhan untuk banyak orang. Bahkan di tengah pandemi, nomine kusala sebuah majalah pertanian ini berani membuka toko kedua. Tentu dengan dukungan penuh banyak orang budiman, terutama pemodal dan rekan-rekan sesama penjual tanaman hias. 

dok JOPS via Instagram@jogjajatengops. Foto sebelum pandemi
dok JOPS via Instagram@jogjajatengops. Foto sebelum pandemi
Bisa kita hitung dampak kolaborasi belasan UMKM tanaman hias ini. Setidaknya ada 16 UMKM yang dimiliki 16 keluarga. Katakanlah satu keluarga tiga orang. Sudah menghidupi hampir 50 orang.

Belum lagi para perajin pot, petani tanaman hias, perajin pernak-pernik hijau, dan keluarga mereka. Wah, dampak kolaborasi UMKM Hijau bersatu ini bisa menafkahi hingga ratusan, bahkan ribuan orang.

Dampak bagi bumi juga cukup signifikan karena bisnis hijau ini sangat ramah alam. Keluarga-keluarga tangguh dan sehat di tengah pandemi tercipta berkat silaturahmi dan kolaborasi para pelaku UMKM tanaman hias ini. 

Salam hijau! Majulah UMKM. Mari gerakkan ekonomi dengan membeli produk-produk UMKM di sekitar kita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun