Padahal, agar segera bangkit dari pandemi Covid-19, perlu diciptakan herd immunity. Â Kekebalan kelompok atau herd immunity ini baru dapat diperoleh jika warga yang masih sehat mendapatkan vaksinasi dengan jumlah mencukupi.Â
Harapannya, semakin banyak orang terlindungi dari Covid-19 dan menurunkan risiko penularan pada kelompok yang tidak bisa atau belum divaksinasi.Â
Pada hemat saya, angka persentase 40% warga Indonesia sebagai target penerima vaksin versi pemerintah masih cukup jauh dari standar demi menciptakan kekebalan kelompok. Bahkan, target ini tergolong minimalis. Bukankah peribahasa mengatakan, gantunglah cita-citamu setinggi langit?
Artinya, seharusnya target lebih tinggi lagi. Angka 40% warga mendapat vaksin bisa dianggap terlalu rendah. Bagaimana bisa memerangi Covid-19 dengan menetapkan target ala kadarnya ini?
Mengapa tidak gratis atau minimal disubsidi?
Sebuah media menjelaskan bahwa dari 32 juta warga penerima vaksinasi gratis, hanya 26,5 juta peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) atau warga miskin.
Sisa jatah vaksin gratis diberikan pada 1,2 juta tenaga kesehatan dan 4,4 petugas pelayanan publik. Adapun warga miskin penerima JKN-Kartu Indonesia Sehat dari APBN berjumlah 96,8 juta.
Artinya sekitar 70,3 juta warga miskin terancam tidak mendapatkan vaksin gratis. Ini jumlah yang sangat besar.
Kerentanan warga miskin
Saya adalah bagian dari masyarakat menengah ke bawah. Kebetulan keluarga saya memiliki sejumlah usaha kecil yang melibatkan pegawai dari kalangan ekonomi lemah.
Penghasilan warga miskin di tengah pandemi ini semakin kecil. Saat ini orang sudah sangat bersyukur masih bekerja dan atau masih mendapatkan penghasilan walaupun tak seberapa.