Saya awalnya ragu karena buku yang saya tulis pada 2019 adalah buku kerohanian yang tentu saja ditulis untuk ceruk khusus. Akan tetapi, Ibu Anis Hidayatie menjawab bahwa ajang literasi ini terbuka bagi setiap jenis buku.
"Kita satu visi membangun literasi di negeri ini," pesan beliau pada saya. Suatu jawaban yang sangat membahagiakan hati saya.Â
Kegiatan literasi memang seharusnya menjadi pemersatu anak bangsa yang berbeda tetapi satu juga.
Kompasianer lain di balik acara literasi terbesar se-Indonesia
Saya lantas diminta oleh Ibu Anis untuk menghubungi Bapak Kunjung Wahyudi guna menanyakan perihal pengiriman buku cetak. Saya yang masih penulis anak bawang tidak tahu menahu bahwa Bapak Kunjung Wahyudi ST. M.Si ternyata adalah Ketua Komdiknas Jawa Timur.
Dari Pak Kunjung Wahyudi inilah, saya menerima sebuah daftar kontributor naskah dan penggiat literasi dari luar negeri. Nah, ternyata di situ saya bukan satu-satunya Kompasianer yang tercantum.
Ada nama Ibu Hennie Triana (Jerman), Widz Stoops (Amerika Serikat), Derby Asmaningrum (Perancis), Erie Jaegar (Taiwan), serta Tjiptadinata dan Roselina Effendi (Australia).Â
Ada pula nama Kompasianer Penulis Berbalas atau KPB sebagai salah satu komunitas yang menyatukan para Kompasianer. Ibu Anis adalah juga penggawa KPB di Kompasiana dan juga sejumlah grup kepenulisan lainnya, baik di dalam maupun di luar Kompasiana. Beliau juga aktif mendampingi dan mempromosikan UMKM.