Saya memilih media massa yang "damai". Yang memberitakan secara bijaksana dari sudut pandang yang humanis. Bukan yang sudah tenar sebagai media berat sebelah atau media pengusung isu tertentu.
Di medsos, feed atau umpan berita yang mengusik ketenteraman hati saya hindari.
Kedua, mengurangi atau memilih tidak berkomentar
Saat ini media massa dan media sosial menggunakan kolom komentar untuk menarik minat pengguna. Sayangnya, ada cukup banyak dampak negatif keberadaan kolom komentar di media massa (daring) dan medsos.
Beberapa situs media menyediakan kolom komentar, tetapi tidak melakukan moderasi atau pengawasan.
Menurut saya, ini suatu praktik media yang tidak mulia. Jika menyediakan kolom komentar, seharusnya media massa daring juga menyediakan SDM untuk mengelola kolom komentar agar konstruktif dan mencerahkan.
Fitur laporkan komentar seringkali hanya hiasan. Ujaran kebencian bertebaran di mana-mana. Tak pernah dihapus.Â
Nah, daripada menjadi korban "tidak langsung" ujaran kebencian ini dengan ikut menulis komentar balasan, saya mengurangi atau bahkan memilih untuk tidak berkomentar.Â
Ketiga, memperbanyak asupan media massa dan medsos bergizi
Ibarat detoksifikasi tubuh dari racun, otak dan jiwa kita pun perlu melakukan detoksifikasi ujaran kebencian.Â
Sudah terlalu banyak dampak negatif media massa dan medsos bagi kesehatan mental orang-orang modern. Kita sebagai konsumen harus lebih selektif dan arif.