2. Meningkatkan Penghasilan
Kita tahu, nasib jadi penulis di Indonesia tidaklah seindah kisah cinta yang berakhir bahagia. Tentu yang saya maksud adalah nasib penulis lokal dan penulis "biasa", bukan penulis tenar.
Pengalaman saya setidaknya membuktikan rendahnya penghasilan seorang penulis. Buku rohani pertama saya dijual di toko dengan harga sekitar 30 ribu.
Mau tahu berapa rupiah yang saya terima dari tiap buku yang terjual? Sebelum membaca lebih lanjut, siapkan tisu untuk menyeka air mata:)
Saya menyepakati kontrak dengan penerbit, yang antara lain menyebutkan bahwa royalti saya adalah 10 persen dari harga jual. Artinya, sepuluh persen dari Rp 30 ribu adalah Rp 3.000,00.Â
Eits, jangan dipikir saya menerima tiga ribu untuk tiap buku! Masih ada potongan pajak. Entah pajak(-pajak) apa saja, saya juga kurang paham karena yang menerima bukti pembayaran adalah bendahara lembaga yang menaungi saya.Â
Yang jelas, royalti bersih yang saya terima untuk tiap buku terjual adalah sekitar Rp. 2.500,00 saja. Cukup bikin nangis, ya. Padahal, membuat buku perlu waktu dan biaya tak sedikit.Â
Penulis adalah tokoh pencerdas bangsa.Â
Akan tetapi, aneka kebijakan negara kita tercinta ini hingga kini sepertinya tidak cukup bijak mendukung penulis secara finansial dan moral.
Untungnya, ada komunitas penulis yang bisa membantu kita meningkatkan penghasilan. Ada beragam cara:
 a) membantu promosi buku dan meningkatkan penjualan buku;Â