Intinya, artikel kita menjadi renyah karena pembaca (juga dewan juri) dilibatkan dan tersentuh secara manusiawi.Â
3. Pelajari Harapan Sponsor dan Dewan Juri
Tiap lomba blog memiliki tujuan yang jelas bagi penyelenggaranya. Lazimnya, tujuan sponsor menjadi sasaran. Tidak selalu tujuan sponsor itu komersial belaka.
Sering terjadi, lomba blog bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat. Umpama, kesadaran untuk menabung dan berinvestasi. Atau, kesadaran untuk membeli produk UMKM.
Sebuah artikel lomba yang baik kiranya memenuhi semua harapan penyelenggara, baik secara komersial maupun sosial.
Kiranya menjadi agak ganjil jika artikel lomba kita isinya hanya sanjungan setinggi langit pada lembaga/produk sponsor. Tambahkan pula dampak sponsor dan produknya bagi pengguna.
Selain itu, jika panita secara gamblang menyebut siapa saja dewan juri, sebaiknya kita mempelajari selera dewan juri tersebut. Baca artikel karya mereka. Cari tahu jejak digital mereka.Â
Bagi yang sering menulis di Kompasiana, mengetahui selera dewan juri dari kalangan staf Kompasiana tentu sedikit lebih mudah. Coba amati saja label artikel pilihan dan artikel utama sebagai tolok ukur mutu tulisan kita menurut admin.
4. Pelajari Artikel Lomba Terdahulu dan Artikel Peserta Lain
Sering terjadi, lomba blog bertema serupa diadakan secara rutin. Atau, lomba itu dibagi menjadi dua babak. Nah, kita perlu pelajari artikel pemenang lomba/babak terdahulu untuk melihat keunggulannya.
Selain itu, ada baiknya kita tidak tergesa-gesa mengunggah artikel lomba. Memang benar, ada keuntungan kala kita mengunggah artikel pada awal lomba. Tulisan kita menjadi "tolok ukur" bagi peserta lain. Ide kita segar karena belum diulas peserta lain yang belakangan mengunggah karya.