Menjadi narablog alias blogger memang membahagiakan. Menambah wawasan dan persahabatan itu pasti. Makin bahagia kala berhasil menjadi pemenang lomba blog.
Meskipun baru dua kali menjadi pemenang lomba blog yang diadakan Kompasiana, saya tidak malu berbagi 5 rahasia menang lomba blog.Â
Sejatinya, ulasan ini lebih tepat ditulis para langganan juara blog. Beberapa di antara mereka adalah penulis di Kompasiana yang memang berprofesi sebagai narablog dan penulis.Â
Inilah Lima Rahasia Menang Lomba BlogÂ
Penting dicatat, ini versi saya. Jika tidak sesuai versi para narablog lain, harap maklum. Niat saya hanya sekadar berbagi pengalaman.Â
1. Pahami dan Ikuti Semua PersyaratanÂ
Setiap lomba blog selalu punya syarat dan ketentuan. Ikutilah secara sungguh semua persyaratan lomba tersebut. Beberapa pokok yang sering dijadikan syarat adalah:
- a) jenis platform blog: perhatikan bahwa blog seperti Kompasiana adalah blog user generated content atau UGC. Beberapa lomba mensyaratkan peserta menulis di blog pribadi, bukan UGC.Â
- b) usia blog: beberapa lomba blog mengharuskan blog peserta sudah berusia sekian bulan (misalnya tiga bulan).
- c) jumlah konten yang sudah ditayangkan: sejumlah lomba mewajibkan peserta telah memiliki sekian artikel yang diunggah di blognya.
- d) panjang artikel: jangan pernah "menawar-nawar" panjang artikel dengan mengandaikan bahwa panitia akan "mengampuni" kekurangan atau kelebihan panjang artikel. Jika syaratnya maksimal 1.500 kata, ya jangan kirim artikel dengan 1.501 kata.
Masih banyak lagi syarat yang memang melelahkan untuk diikuti, namun wajib dipatuhi. Amat disayangkan bila kita gagal menang karena lupa atau tidak memenuhi satu syarat yang sebenarnya sederhana saja.
Untuk menghindari terjadinya hal ini, ada baiknya kita membuat daftar periksa (check list) dan membuat pengingat (reminder).
2. Anggit Tulisan dengan Sudut Pandang Personal
Apa pun jenis lomba blog, dewan juri pasti mencari artikel yang unik dan menonjol secara kualitas. Nah, keunikan ini dapat kita ciptakan dengan:
- a) Menghindari kebiasaan salin tempel.
- b) Mengupayakan parafrase alih-alih menyalin mentah-mentah sumber penulisan.
- c) Menyajikan pengalaman dan kesan pribadi.
- d) Memaparkan pendapat serta solusi khas, bukan sekadar mengumpulkan pendapat orang.
- e) Mempercantik tulisan dengan kata-kata dialogis: "kita"; "Anda"; Â "tahukah?"; "pernahkah?"