Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ini 7 Cara agar Pembaca Betah Menyimak Artikel Blog Kita

21 September 2020   11:36 Diperbarui: 21 September 2020   11:40 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga matahari dan gadis - pexels.com

Kita pasti pernah membaca banyak artikel blog hingga tuntas. Membaca suatu tulisan sampai tuntas bisa disebabkan oleh aneka hal, mulai dari keterpaksaan (demi tugas sekolah, misalnya) sampai kerelaan membaca tulisan yang memang menarik.

Sebaliknya, kita juga tentu pernah tidak tuntas membaca suatu artikel. Baru membaca satu paragraf, minat membaca tetiba habis. Tanpa sisa. 

Pertanyaan kita, bagaimana cara agar pembaca betah menyimak artikel blog kita? Bagaimana trik yang perlu kita tempuh agar perhatian pembaca bertahan, bahkan meningkat, hingga titik terakhir tulisan kita? 

Berikut ini tujuh cara agar pembaca betah menyimak artikel blog kita:

1. Pahami Karakter Pembaca Masa Kini

Zaman berubah. Karakter pembaca pun berubah. Dulu pembaca tahan membaca tanpa banyak mengalami distraksi. 

Zaman kiwari, pembaca adalah pengguna gawai yang perhatiannya sangat pendek dan mudah teralihkan. 

Menurut rekan kompasianer Siska Dewi, rentang perhatian Gen Z (anak muda yang lahir antara tahun 1995-2010) lebih pendek dibanding Gen Y. Menurut artikel Forbes, rata-rata rentang atensi Gen Y adalah 12 detik sementara Gen Z hanya 8 detik. Selengkapnya baca di sini.

Fokus upaya kita sebagai penulis adalah membuat pembaca terus tertarik menyimak karya kita sampai tuntas. Sampai titik terakhir.

2. Kemas Judul dan Paragraf Awal yang Renyah

Jika pembaca zaman digital sudah disuguhi judul dan paragraf awal artikel yang datar dan "berat", kemungkinan besar pembaca akan segera kabur. Karena itu, kita sebagai penulis perlu mengemas judul dan paragraf-paragraf awal yang renyah dan gurih.

Ada beberapa cara untuk membuat judul yang menarik, antara lain:

- Berupa pertanyaan yang melibatkan pembaca: "Benarkah...?" ; "Sudah tahu...?" 

- Memuat kata Anda dan kita: "Lima Kota Cantik di Flores yang Perlu Anda Tahu"

- Memuat permainan bunyi: "Bunga Unik nan Cantik Menarik"

Paragraf awal yang renyah dapat kita anggit, antara lain dengan:

- Memuat pertanyaan pokok yang hendak dijawab artikel kita.

- Kisah nyata dan humor.

- Kutipan inspiratif dan peribahasa.

3. Buat Tulisan dengan Struktur Memuncak

ilustrasi struktur memuncak - pexels.com
ilustrasi struktur memuncak - pexels.com

Tulisan dengan struktur memuncak dapat kita gambarkan seperti sebuah cerpen: diawali dengan perkenalan tokoh, disusul pemaparan masalah pokok, upaya pencarian solusi, dan akhir kisah.

Tulisan opini atau  analisis yang menarik dibaca sampai akhir juga kurang lebih memuat unsur-unsur yang perlahan menuju puncak di akhir tulisan. 

a. Pengantar: pertanyaan apa yang hendak dijawab atau isu apa yang hendak ditanggapi.

b. Pemaparan gagasan inti: apa pendapat ahli dan pandangan penulis tentang masalah itu.

c. Perumusan solusi: pemecahan masalah secara unik berdasarkan opini khas penulis

d. Kesimpulan: hikmah dan pertanyaan untuk diskusi lebih lanjut.

Kesalahan umum penulis pemula antara lain adalah:

- menulis tanpa struktur yang jelas sehingga pembaca dan penulis sendiri bingung

- menyajikan gagasan pokok pada bagian awal sehingga pembaca tak tertarik lagi membaca bagian berikutnya.

4. Sajikan Artikel dengan Struktur Angka

Ini adalah kekhasan sebagian besar artikel blog zaman kini. Coba tengok judul artikel ini: "Inilah 7 Cara agar Pembaca Betah Menyimak Artikel Blog Kita."

Pembaca kiranya akan tertarik mengetahui apa saja tujuh cara tersebut. Angka tujuh ini juga membantu penulis untuk menuangkan gagasan secara sistematis. 

5. Beri Subjudul atau Subbagian Artikel

Bayangkan, betapa bosannya membaca belasan atau puluhan paragraf "telanjang". Jika tulisan itu sungguh menarik, tentu saja tidak masalah membaca banyak paragraf. 

Nah, agar pembaca tidak bosan, berilah subjudul atau subbagian artikel. Cara ini banyak diterapkan surat kabar cetak. Saya sangat sering memakai subjudul dan penanda bagian artikel agar saya dan pembaca tahu alur gagasan saya.

Coba baca, misalnya, artikel "Hukuman Pelanggan Prostitusi" ini (sila klik). Coba hilangkan subjudul bercetak tebal, artikel itu akan tampak panjang dan membosankan, bukan?

6. Manjakan Pembaca dengan Paragraf Pendek 

Cara keenam ialah memanjakan pembaca dengan paragraf dan kalimat pendek. Suatu artikel yang "berat" akan teras ringan dibaca kala paragraf dan kalimat penyusunnya ringkas. 

Saya pernah membaca artikel sebuah media daring yang paragrafnya bahkan hanya terdiri dari maksimal dua kalimat atau dua baris saja. Kalimatnya sangat padat. Membaca artikel itu terasa begitu ringan.

Paragraf yang panjang akan tampak "gemuk" di layar ponsel pembaca. Melelahkan membacanya. Pastikan satu paragraf memuat satu kalimat pokok dan maksimal tiga kalimat penjelas. Itupun harus cukup padat.

7. Tambahkan Ilustrasi dan Infografik Ciamik

Selain itu, tambahkan ilustrasi dan infografik ciamik sebagai oase di antara rentetan tulisan. Foto dan infografik karya sendiri lebih baik. Atau, pilih foto dengan lisensi bebas dipakai ulang. 

Contoh penganggit infografik menarik adalah rekan kompasianer Khrisna Pabichara. Simak salah satu artikelnya ini yang menyajikan infografik apik sekaligus ulasan ciamik.

Ada satu hal yang ingin saya sampaikan terkait pemilihan foto. Coba Anda bandingkan dua foto berikut. Mana yang lebih menarik bagi Anda? Foto pertama ini:

Bunga matahari- pexels.com
Bunga matahari- pexels.com
atau...foto kedua berikut ini?

Bunga matahari dan gadis - pexels.com
Bunga matahari dan gadis - pexels.com
Mana yang jadi pilihan Anda? Foto pertama atau kedua? 

Hmm...menurut sebuah tip memilih gambar yang pernah saya baca, umumnya kita sebagai pembaca akan lebih tertarik pada ilustrasi yang memuat manusia atau hewan, bukan sekadar panorama atau benda mati saja.

Apakah Anda memilih foto kedua? Berarti Anda sama dengan saya:) Saya memilih ilustrasi yang memuat manusia, bukan hanya benda mati. Tambahkan ilustrasi secukupnya saja.

Selamat mempercantik artikel blog Anda agar pembaca betah menyimak sampai titik pamungkas. Anda puas. Pembaca pun puas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun