Puisi, cerpen, dan karya fiksi bukan hal asing bagi kita. Sejak kecil, anak-anak Indonesia telah diperkenalkan dengan beragam karya fiksi.Â
Saya masih ingat, dulu ketika SD kelas enam, saya pernah diminta membaca puisi pada acara perpisahan. Bagi saya, pelajaran bahasa Indonesia itu menarik karena di dalamnya, para siswa juga diajak untuk menikmati karya fiksi bermutu.
Keuntungan Menulis Karya Fiksi
Apa saja keuntungan menulis (dan membaca) puisi, cerpen, dan karya fiksi bagi anak dan orang dewasa? Pada hemat saya, ada banyak keuntungan yang dapat kita petik.
1. Mengenali dan mengungkapkan perasaan secara tepat
Sebuah teks ilmiah pasti mengundang otak kita untuk bekerja keras memproses rumus dan alogaritma. Beda dengan teks puisi, cerpen, dan karya fiksi.Â
Puisi dan karya fiksi mengajak kita mengolah perasaan. Sebagai pembaca dan penulis, kita diajak menangkap dan mengungkapkan perasaan dalam baris-baris kalimat karya fiksi.
Ketika kita menulis puisi tentang kasih ibu, misalnya. Baris-baris yang kita anggit mungkin saja demikian:
Bunda, kulit wajahmu yang makin keriput jadi saksi
hari-hari penuh peluh dan pengorbanan diri
puasa, doa, dan tangisan basah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!