Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Profesor" Hadi Pranoto, Anji, dan Aneka Kejanggalan yang Menyertai

2 Agustus 2020   23:59 Diperbarui: 4 Agustus 2020   21:35 3373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musisi Anji kembali menuai kontroversi. Belum lama ini, ia sempat membuat sebagian kalangan fotografer profesional tersinggung terkait komentarnya soal foto jenazah korban Covid-19 yang dibuat fotografer National Geographic.

Anji antara lain mempermasalahkan, bagaimana mungkin fotografer diizinkan memotret jenazah korban virus corona, sedangkan anggota keluarga saja sulit mengakses ruang jenazah. Komunitas fotografer lantas mengajak Anji berdiskusi mengenai prosedur kerja fotografer di tengah pandemi. 

Baru-baru ini, Anji mengunggah video wawancara dengan Hadi Pranoto, yang ia panggil sebagai profesor. Sayang, video wawancara itu kini sudah tidak lagi ditemukan di kanal Dunia Manji. 

Dalam transkrip wawancara yang beredar luas di media sosial, Hadi Pranoto mengungkapkan sejumlah pernyataan yang memuat aneka kejanggalan. Bahkan, sejumlah pernyataan sang "profesor" belakangan dapat dikategorikan sebagai kesalahan fatal dari sudut pandang ilmiah.

Berikut ini tangkapan layar transkrip wawancara Hadi Pranoto dengan Anji:

Sumber: https://twitter.com/jnessy_/status/1289770029395787777
Sumber: https://twitter.com/jnessy_/status/1289770029395787777
Berikut pernyataan Hadi Pranoto yang janggal dan saya nilai keliru:

1. Panas sinar matahari memang bisa membunuh virus

Berikut jawaban dari situs resmi WHO ( https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses) 

"Riset menunjukkan bahwa virus corona (termasuk informasi awal mengenai COvid-19) dapat bertahan di permukaan selama beberapa jam sampai beberapa hari. Hal ini tergantung aneka faktor (misalnya jenis permukaan, suhu dan kelembaban lingkungan). Bagaimanapun, tidak ada bukti bahwa sinar matahari membunuh virus korona baru (Covid-19).

Dalam wawancara dengan BBC Future, William Bryan, seorang ilmuwan, berpendapat bahwa:

- Tidak ada yang tahu berapa lama dan berapa intensitas sinar matahari diperlukan untuk menonaktifkan Covid-19
- Jumlah UV sinar matahari bervariasi tergantung pada waktu, cuaca, musim, dan lokasi di mana Anda tinggal. Artinya, ini tidak akan menjadi cara yang dapat diandalkan untuk membunuh virus.
- paparan berlebihan sinar UV justru dapat menyebabkan kerusakan, dan meningkatkan risiko kanker kulit.
- Saat virus ada di dalam tubuh Anda, paparan sinar UV tidak akan berdampak untuk menyembuhkan infeksi.

Kesimpulan: panas matahari tidak dapat diandalkan untuk membunuh virus, apalagi jika virus sudah ada dalam tubuh pasien.

2. Virus yang begitu kuat dosisnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun