Jemari lentik terus melukis batik kala sandhyaÂ
Tak peduli lelah menjalar merongrong raga. Netra tetap waspada.
Menggores amba dan titik. Itulah muasal batik penuh pesona.
*
Rembang petang ini sang gadis menikmati suwung kampung
sembari menganggit batik kawung
Keblat papat lima pancer falsafahnya. Hawa nafsu diri wajib dijaga.
*
Sang gadis piawai merangkai lariklarik batik
rupaneka satwa dan puspa cantik: ciptaan Sang Maha Baik
*
Lain waktu sang gadis mencanting sido mulyo
tersemat harapan hidup sejahtera mulia
bagi seisi rumahnya nan bersahaja
*
Tetiba terdengar alunan gendhing. Lembut nian mendenting
Mengiring gemulai Karonsih: tari sepasang kekasihÂ
*
Sang gadis pembatik tak perlu melirik ingin tahu
Ia tahu belahan sukmanya sedang merayu lewat nada merdu
seolah membatik sido asih pengikat tali kasih: kesetiaan tiada beralih
*
Malam makin larut. Gadis pembatik makin hanyut
dalam alunan jemari dan melodi lembut:
pesona batik Nusantara tlah menyatu dalam sukma
tak terpisah bagai kekasih jiwa.
***
menarapipit, medio juli 20
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H