Jujur ada rasa kecewa dan cemas di hati saya ketika mendapati bahwa berita kajian WHO mengenai bukti baru transmisi Covid-19 melalui udara (mikrodroplet aerosol) tidak masuk tren Google Indonesia.
Warganet sepertinya sudah jenuh dengan berita tentang corona dan seolah merasa "sudah tahu segalanya" tentang corona.Â
Padahal, Covid-19 adalah wabah baru yang belum banyak diketahui, bahkan oleh ilmuwan. Ilmuwan terus memperbarui informasi mengenai virus baru ini. Kita sebagai warga seharusnya rajin mengikuti perkembangan terbaru hasil riset tentang Covid-19.
Hal lain yang membuat saya prihatin adalah minimnya atau tiadanya ulasan ilmiah populer yang ditulis oleh Kementerian Kesehatan atau Gugus Tugas Covid-19 nasional mengenai bukti baru ini.Â
Terbukti, situs resmi Kementerian Kesehatan ini belum memperbaharui informasi tentang pencegahan corona setelah adanya bukti baru transmisi melalui udara.Â
Belum ada imbauan di banner kanan pada laman itu agar warga menghindari tempat berkumpulnya orang di ruangan tertutup dan ruangan dengan ventilasi udara buruk. Padahal, informasi ini penting.
Bukti baru ini diajukan 239 dokter, epidemiolog, dan ahli aerosol. Kelompok ilmuwan internasional ini dipenggawai oleh Lidia Morawska (Queensland University of Technology ) dan Donald Milton (the University of Maryland). Para ilmuwan ini menuliskan saran mereka pada WHO melalui sebuah komentar di the Journal Clinical Infectious Diseases.
Artikel asli berbahasa Inggris dalam PDF dapat diunduh gratis di sini. Artikel populer mengenai isinya di sini.
Studi Transmisi Covid-19 di Restoran dengan Sirkulasi Udara Buruk
Sebuah studi oleh sebuah tim peneliti China mengenai transmisi Covid-19 di sebuah restoran dengan sirkulasi udara buruk menjadi salah satu bahan pertimbangan saran Lidia Morawska dan ratusan ilmuwan lain kepada WHO.
Penelitian dimuat di jurnal medis MedRxiv ini.